IMF Perkirakan Sepertiga Perekonomian Dunia Alami Resesi Ekonomi
Pajak.com, Jakarta – Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva kembali memperingatkan bahwa tahun ini ekonomi global menghadapi tahun yang lebih sulit dari tahun sebelumnya akibat ancaman resesi. Ekonom asal Bulgaria itu bahkan memperkirakan, sepertiga perekonomian dunia alami resesi ekonomi pada tahun ini. Dampak resesi itu menurut Georgieva juga akan dirasakan oleh jutaan orang yang tinggal di negara yang tidak mengalami resesi.
“Kami memperkirakan sepertiga perekonomian dunia akan mengalami resesi,” kata Georgieva dalam program berita CBS Face the Nation dikutip Pajak.com, Rabu (4/1/23).
Georgieva mengatakan, penyebab resesi tersebut tak lain karena perekonomian Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, dan Cina melambat. Adanya perang di Ukraina, kenaikan harga-harga, suku bunga yang naik, dan penyebaran COVID-19 di Cina juga membebani ekonomi global.
Menurut Georgieva, ratusan juta orang di negara yang tidak masuk dalam zona resesi pun tetap akan merasakan dampak perlambatan ekonomi global.
Meski demikian, Georgieva menilai, AS memang berpotensi terhindar dari zona resesi. Namun, kondisi perekonomian yang suram semakin terlihat di kawasan Eropa, antara lain imbas dari perang Rusia dan Ukraina yang berkepanjangan.
Sementara itu untuk kawasan Asia, Georgieva juga menilai, perlambatan perputaran roda ekonomi yang terjadi di Cina dipastikan berdampak signifikan terhadap global. Cina sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua dunia itu mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi pada tahun lalu karena adanya kebijakan pengetatan COVID-19. Hal ini berakibat pada disrupsi rantai pasok dunia. Georgieva pun memperingatkan bahwa Cina akan menghadapi awal tahun yang sulit.
“Untuk beberapa bulan ke depan, akan sulit bagi Cina, dan dampaknya terhadap pertumbuhan Cina akan negatif, begitu juga dampaknya terhadap kawasan dan pertumbuhan global,” kata Georgieva.
Belakangan, Cina akhirnya memilih membatalkan kebijakan Zero COVID dan mulai membuka kembali ekonominya meski infeksi virus korona masih menyebar cepat di negara itu.
Melihat kondisi yang ada, IMF pun mengoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi negara maju, yakni menjadi 1,1 persen pada 2023, dari proyeksi awal yang diperkirakan tumbuh 2,4 persen. Sementara ekonomi negara berkembang diperkirakan tumbuh stagnan sebesar 3,7 persen pada 2023 dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun ini.
Sebelumnya, dalam berbagai kesempatan, Presiden Joko Widodo berharap Indonesia tidak terkena imbas resesi global. Ia berharap ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh di kisaran 5 persen pada 2023.
Comments