in ,

Mengenal 5 Jenis Budaya Kerja

5 jenis budaya kerja
FOTO: IST

Mengenal 5 Jenis Budaya Kerja

Pajak.com, Jakarta – Setiap perusahaan pasti memiliki budaya kerja masing-masing. Hal tersebut dipengaruhi oleh prinsip, karakteristik, maupun kebutuhan industrinya. The Organizational Culture Assesment Instrument (OCAI) membagi budaya kerja ke dalam lima jenis. Apa saja 5 jenis budaya kerja? Simak ulasan Pajak.com berikut ini.

Apa itu budaya kerja?

Budaya kerja adalah cara organisasi melakukan tugas di lingkungan kerja yang dapat menghasilkan perbedaan dalam cara bekerja maupun nilai yang telah disepakati dalam organisasi.

Definisi lain menyebut bahwa budaya kerja sebagai perangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai, dan norma yang dikembangkan dalam suatu organisasi yang dapat digunakan sebagai dasar tingkah laku anggota untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal maupun integrasi internal.

Baca Juga  Anggaran Subsidi Energi Tembus Rp 203,41 Triliun di APBN 2025

Secara umum budaya kerja akan terlihat dari praktik kepemimpinan, perilaku karyawan, fasilitas tempat kerja, hingga kebijakan sebuah perusahaan. Oleh karena itu, budaya kerja berhubungan erat dengan kondisi lingkungan kerja dan mentalitas para karyawan perusahaan.

Di sisi lain, tujuan menerapkan budaya kerja adalah menciptakan lingkungan kerja yang positif dan produktif, sehingga dapat mendukung karyawan bekerja dengan baik dan mencapai tujuan perusahaan.

Apa saja lima jenis budaya kerja?

1. Berfokus pada kinerja (performance-oriented culture)

Budaya kerja jenis ini menjadikan kinerja sebagai fokus utama untuk mencapai target. Budaya tersebut menitikberatkan pada hasil akhir, menghargai prestasi individu atau tim, dan memberikan insentif atau reward bagi yang berhasil mencapai target;

Baca Juga  Bocoran Daftar Menu Makan Bergizi Gratis di Seluruh Indonesia

2. Berfokus pada kekeluargaan (family-oriented culture)

Budaya kerja jenis ini menekankan pada rasa kekeluargaan, menempatkan perasaan saling mengenal, dan perasaan saling memiliki sesama anggota organisasi. Tujuan penerapan budaya tersebut diharapkan dapat menciptakan kenyamanan pada karyawan karena diberi kesempatan untuk menyeimbangkan antara kerja dan keluarga;

3. Berfokus pada inovasi dan risiko (innovation and risk-taking culture)

Fokus utama dalam jenis budaya ini adalah menempatkan inovasi dan keberanian dalam mengambil risiko. Individu diharapkan untuk terus mencari cara untuk meningkatkan proses, produk, dan berani mengambil risiko. Pola tersebut mendorong pemikiran kreatif dan pengembangan ide baru. Di sisi lain, perusahaan harus memberikan insentif tinggi kepada karyawan yang berhasil mengembangkan ide tersebut;

Baca Juga  Ingat! Begini Janji Tiga Paslon Cagub-Cawagub Atasi Pengangguran di Ibu Kota

4. Berfokus pada kesetaraan dan keadilan (equality and fairness culture)

Budaya ini memfokuskan pada kesetaraan dan keadilan dalam pengambilan keputusan maupun interaksi antar-anggota organisasi. Dengan begitu, semua individu didorong untuk mengemukakan gagasan sekaligus divalidasi kontribusinya tanpa memandang ras, jenis kelamin, pendidikan, atau latar belakang; dan

5. Berfokus pada konservatisme dan stabilitas (conservatism and stability culture)

  • Dalam budaya ini karyawan dituntut untuk menghormati tradisi dan norma yang telah disepakati perusahaan. Tujuan penerapan budaya tersebut adalah agar perusahaan lebih stabil dan mengurangi risiko kerugian finansial.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *