in ,

Tahapan dan Simulasi Menghitung Emisi Karbon

Tahapan dan Simulasi Menghitung Emisi Karbon
FOTO: IST

Tahapan dan Simulasi Menghitung Emisi Karbon

Pajak.com, Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah gencar mendorong industri turunkan emisi karbon. Lantas, bagaimana tahapan dan simulasi menghitung emisi karbon? Pajak.com akan menguraikan berdasarkan penjelasan dari PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU International)—perusahaan bisnis testing, inspection, and certification (TIC) sekaligus lembaga validasi serta verifikasi gas rumah kaca (GRK) yang sudah terakreditasi sejak tahun 2015.

Apa itu emisi karbon?

Emisi karbon adalah gas yang dikeluarkan dari hasil pembakaran senyawa yang mengandung karbon, seperti karbon dioksida (CO2), solar, dan bahan bakar lainnya. Dalam arti sederhana, emisi karbon adalah pelepasan karbon ke atmosfer.

Emisi karbon menjadi kontributor perubahan iklim bersama dengan GRK. Emisi gas yang berlebihan dapat menyebabkan pemanasan global atau efek rumah kaca. Hal ini mengakibatkan peningkatan suhu di bumi secara signifikan.

Apa saja tahapan menghitung emisi karbon? 

  • Identifikasi sumber emisi;
  • Seleksi pendekatan perhitungan;
  • Memilih faktor emisi;
  • Pengumpulan data; dan
  • Menetapkan alat bantu perhitungan.

MUTU International meyakini bahwa untuk memperoleh jumlah penggunaan emisi GRK yang kredibel, maka diperlukan sebuah perhitungan di atas jumlah GRK yang dihasilkan (base line) pada situasi tanpa kebijakan tertentu dan digunakan sebagai referensi untuk mengukur kinerja.

Baca Juga  Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Digital di ASEAN Diproyeksi 2 Triliun Dollar AS

Baseline itu adalah besaran emisi GRK yang dihasilkan pada kondisi tidak adanya aksi mitigasi perubahan iklim. Perhitungan capaian penurunan emisi GRK mengacu pada metode Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) 2006 Guidelines melalui pendekatan penghitungan emisi baseline dikurangi dengan emisi aktualnya (emisi setelah dilakukan aksi/kegiatan mitigasi).

Bagaimana simulasi perhitungan emisi karbon?

1. Sektor kehutanan

  • Dalam Biomass Stock Approach, total stok karbon hutan netto didasarkan pada dua point asumsi:
  • – Net penurunan stok karbon hutan = Net emisi karbon; dan
  • – Net kenaikan stok karbon hutan = Net sink karbon

Perubahan tahunan dalam stok karbon hutan dihitung dengan mengestimasi fluktuasi karbon pertumbuhan dan penyisihan biomassa tahunan. Kemudian, dihubungkan dengan perubahan di tanah. Umumnya, proyeksi biomassa di lapangan dilakukan dengan menggunakan persamaan alometrik. Biomassa yang diukur berupa pohon tegakan (diatas permukaan tanah)—dihitung berdasarkan penjumlahan biomassa batang, cabang dan daun.

Baca Juga  Jokowi dan Menlu Tiongkok Bahas 4 Isu Penting Ini

Setelah seluruh berat biomassa dihitung, maka dilakukan penjumlahan total biomassa dengan rumus, yaitu setelah mendapatkan seluruh data dari setiap plot, maka seluruh sensus pohon dihitung dengan cara alometri.

Adapun alometri adalah hubungan antara pertumbuhan beberapa bagian yang berbeda dari tanaman, yaitu khususnya hubungan antara diameter pohon (setinggi dada), tinggi, dan berat kering dari suatu tanaman. Persamaan alometri ini digunakan untuk melakukan estimasi dari suatu biomassa, dimana setelah persamaan alometri diketahui, maka biomassa total dari suatu tegakan dalam hutan dapat diperkirakan besarnya, hanya dengan mengukur diameter suatu jenis pohon

2. Sektor energi

Untuk sektor energi, khususnya pada pembakaran bahan bakar fosil, tingkat emisi tergantung pada jumlah dan jenis bahan bakar, fraksi oksidasi bahan bakar, dan kandungan karbonnya. Menurut IPCC guideline, untuk menghitung emisi karbon harus didapatkan dahulu setidaknya tiga data berikut:

  • Data berbagai jenis penggunaan bahan bakar fosil;
  • Koefisien kandungan karbon; dan
  • Karbon yang tersimpan dalam produk untuk jangka waktu tertentu.
Baca Juga  Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Kerja Sama Pemensiunan Dini Pembangkit Listrik Batu Bara

Apabila data keseluruhan telah diperoleh, maka secara sederhana akan didapatkan Nilai Ekonomi Karbon (NEK). Dalam menghitung emisi karbon atau gas rumah kaca, pada umumnya menggunakan persamaan sederhana ini:

Emisi GRK, bahan bakar = konsumsi energi bahan bakar x faktor emisi GRK, bahan bakar.

Keterangan:

  • Emisi GRK, yaitu bahan bakar merupakan emisi gas rumah kaca, seperti CO2, CH4, N2O dari hasil pembakaran bahan bakar fosil;
  • Konsumsi energi bahan bakar merupakan besaran konsumsi energi fosil; dan
  • Faktor emisi gas rumah kaca, yakni bahan bakar merupakan faktor emisi gas rumah kaca seperti: CO2, CH4, N2O dari hasil pembakaran bahan bakar fosil.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *