in ,

Program CSR PGN Raih Padmamitra Award 2022

Padmamitra Award 2022
FOTO: IST

Program CSR PGN Raih Padmamitra Award 2022

Pajak.com, Jakarta – Program corporate social and responsibility (CSR) PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) meraih Penghargaan Padmamitra Award 2022. Perusahaan Subholding Gas Pertamina ini meraih Padmamitra Award 2022 melalui program Desa Kaya yang fokus membantu meningkatkan kesejahteraan petani karet di Desa Pagar Dewa, di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Harry Budi Sidharta mengatakan, program Desa Kaya berhasil meraih Penghargaan Padmamitra Award 2022 yang diselenggarakan oleh Forum CSR Indonesia karena dinilai sukses membantu mengentaskan kemiskinan petani karet. Secara kategori, PGN meraih penghargaan atas Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Badan Usaha dalam Penyelenggaraan Pembangunan Berkelanjutan Kategori Pengentasan Kemiskinan.

“Program Desa Kaya oleh PGN di Desa Pagar Dewa berhasil mewujudkan bermacam inovasi, berupa cara dan teknologi baru yang pertama kali dilakukan di wilayah perkebunan karet. Ini juga hal pertama dan satu-satunya yang dilakukan oleh perusahaan klaster migas distribusi di Indonesia. CSR PGN memiliki prioritas untuk mendukung bisnis perusahaan dan program pemerintah. Kegiatan pemberdayaan masyarakat di Desa Pagar Dewa yang sukses ini pun mendapatkan penghargaan,” ungkap Harry dalam keterangan tertulis, dikutip Pajak.com (8/7).

Baca Juga  Airlangga Tegaskan Rencana Aksi Kelapa Sawit Berkelanjutan

Ia memastikan, perancangan dan implementasi program CSR PGN telah melalui riset yang mendalam. Berdasarkan hasil riset, diketahui bahwa lahan perkebunan karet di Desa Pagar Dewa sebesar 4.500 hektar dari total keseluruhan 7.520 hektar. Artinya, 59 persen sumber daya alam Desa Pagar Dewa memiliki komoditas perkebunan karet. Kemudian, merujuk data monografi, sebanyak 1.842 masyarakat berprofesi di bidang pertanian karet dari total keseluruhan masyarakat Desa Pagar Dewa sebanyak 2.003 orang.

“Meskipun begitu, adanya sumber daya alam berupa kebun karet yang luas dan sumber daya manusia yang berkecimpung dalam perkebunan karet, tidak membuat petani karet Desa Pagar Dewa berdaya. Berdasarkan hasil riset, diketahui kendala yang dialami oleh petani karet adalah dalam pemenuhan kebutuhan pupuk. Petani karet sulit mendapatkan akses pupuk bersubsidi, sementara pupuk nonsubsidi harganya cukup mahal. Petani karet juga memiliki keterbatasan dalam mengelola pembibitan dan pembuatan pupuk organik khusus untuk karet,” ungkap Harry.

Baca Juga  Moeldoko: Penerapan Perdagangan Karbon Harus Berjalan Optimal Sebelum Oktober 2024

PGN pun membentuk Koperasi Tani agar bisa menyediakan pupuk dengan harga terjangkau. Melalui koperasi ini petani juga dapat menggunakan sistem kredit pupuk untuk meringankan beban petani ketika masuk periode pemupukkan.

“PGN merealisasikan rencana dengan melakukan musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) sebagai wadah masyarakat untuk menyampaikan aspirasi, kritik, dan saran. Pembentukkan dan pendampingan Koperasi Tani di Desa Pagar Dewa oleh PGN sudah berjalan sejak tahun 2016. Sistem kredit pupuk di Koperasi Tani dapat dibayarkan dengan delapan kali angsuran. Periode pembayaran dilakukan ketika penimbangan hasil karet satu dampai dua kali dalam seminggu. Dengan sistem ini petani dapat mengangsur selama tenggang waktu 2 bulan,” jelas Harry.

Secara simultan, pelbagai program lainnya telah dilaksanakan untuk mendukung pemberdayaan petani karet, antara lain pelatihan pembuatan pupuk organik disertai pelatihan pembibitan karet dengan memanfaatkan varietas unggulan dari Sembawa, Musi Banyuasin.

Baca Juga  Pemerintah dan WRI Indonesia Susun Peta Jalan Dekarbonisasi Industri Nikel

“Inovasi lainnya, yakni pembuatan pupuk organik cair dari bonggol pisang, rebung, buah maja, air kelapa hingga nasi sisa. Bahan-bahan tersebut dioleh sedemikian rupa dan dilakukan fermentasi, sehingga menghasilkan pupuk cair yang bermanfaat bagi pertanian karet. Proses pembuatannya juga lebih murah dan mudah,” tambah Harry.

PGN juga merangkul berbagai pihak dalam pengembangan program Desa Kaya, antara lain instansi/lembaga pendidikan, Badan Usaha Milik Desa (BUMDES), masyarakat sekitar Pagar Dewa, dan pemerintah setempat.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *