in ,

Latar Belakang “Net Zero Emissions” dan Upaya Indonesia Mencapainya

Latar Belakang “Net Zero Emissions”
FOTO: IST

Latar Belakang “Net Zero Emissions” dan Upaya Indonesia Mencapainya

Pajak.com, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata berkapasitas 192 megawatt peak (MWp) yang berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat, pada 9 November 2023 lalu. Jokowi menegaskan, beroperasinya pembangkit ramah lingkungan ini menjadi bukti komitmen Indonesia dalam melakukan transisi energi demi mencapai Net Zero Emissions (NZE) tahun 2060. Lantas, apa definisi dan latar belakang Net Zero Emissions (NZE)? Serta apa saja upaya Indonesia untuk mencapai NZE? Pajak.com akan mengulasnya untuk Anda. 

Apa latar belakang NZE? 

NZE pertama kali muncul pada Conference of Parties 21 (COP21) di Paris tahun 2015— Konferensi Perubahan Iklim yang dinisiasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-21. Forum ini menghasilkan Paris Agreement yang memuat butir-butir isu yang akan dilakukan oleh 197 negara, termasuk Indonesia.

Baca Juga  Sri Mulyani Pastikan Hadir di Sidang Sengketa Pilpres

Secara garis besar, tujuan utama dari Pasal 2.1 Paris Agreement adalah menjaga kenaikan temperatur rata-rata global hingga 20  celcius dibandingkan pada masa pra-industri dan sedapat mungkin menjaga kenaikan temperatur tersebut tidak lebih dari 1,50 celcius. Saat ini suhu bumi berada pada 1,10  celsius lebih panas daripada bumi di 1800-an. Untuk itu, 197 negara bersepakat membatasi emisi karbon hingga 45 persen pada tahun 2030 dan mencapai NZE pada tahun 2060.

Dengan demikian, NZE merupakan kondisi ketika semua gas rumah kaca yang bersumber dari aktivitas manusia dihilangkan dengan menyerapnya kembali hingga mencapai level yang seimbang. Penyerapan emisi karbon sepenuhnya dilakukan melalui ekosistem bumi, seperti hutan dan laut. Upaya tersebut bertujuan agar tidak ada emisi yang menguap ke atmosfer dan menjadi gas rumah kaca yang bisa memicu efek pemanasan global.

Baca Juga  Jokowi: Saham Freeport Naik 61 Persen, 80 Persen Pendapatannya Masuk ke Negara

Adapun efek pemanasan global menyebabkan gelombang panas lebih sering dan ekstrem, kekeringan, dan banjir bandang. Cuaca ekstrem, gletser mencair, dan lapisan es yang menambah tinggi permukaan air laut akan memengaruhi kehidupan ratusan juta penduduk pesisir di seluruh dunia. Efek lain, seperti kelangkaan air dan perubahan suplai makanan juga akan hadir dan negara berkembang terdampak secara tidak proporsional.

Bagaimana upaya Indonesia menuju NZE tahun 2060? 

Pemerintah Indonesia telah menerapkan lima prinsip utama untuk menuju NZE tahun 2060, yaitu:

  1. Peningkatkan pemanfaatan enerrgi baru terbarukan (EBT), seperti energi surya (matahari) atau surya panel/PLTS, energi angin/Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), energi panas bumi, biomassa, dan lain sebagainya;
  2. Pengurangan energi fosil;
  3. Penggunaan kendaraan listrik di sektor transportasi;
  4. Peningkatan pemanfaatan listrik pada rumah tangga dan industri; dan
  5. Pemanfaatan Carbon Capture and Storage (CCS).
Baca Juga  Jokowi dan Menlu Tiongkok Bahas 4 Isu Penting Ini

Selain itu, Pemerintah Indonesia juga telah meluncurkan Bursa Karbon Indonesia sekaligus menyiapkan skema pengenaan pajak karbon untuk mencapai NZE.  

Baca juga: 

Perbedaan Energi Baru dan Energi Baru Terbarukan https://www.pajak.com/ekonomi/perbedaan-energi-baru-dan-energi-baru-terbarukan/

Asosiasi Ahli Emisi Karbon Indonesia Diluncurkan, Ciptakan Ekosistem Kemajuan Dekarbonisasi https://www.pajak.com/ekonomi/asosiasi-ahli-emisi-karbon-indonesia-diluncurkan-ciptakan-ekosistem-kemajuan-dekarbonisasi/

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *