Pajak.com, Jakarta – Isu krisis energi yang menimpa sejumlah negara dunia yang berakibat pada naiknya beberapa harga komoditas menjadi perhatian pemerintah Indonesia. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, di tengah suasana dan isu krisis energi dunia, keunggulan komoditas batu bara, sawit atau crude palm oil (CPO), nikel dan tembaga yang dimiliki Indonesia menjadi keuntungan tersendiri. Apa lagi ekspor Indonesia masih banyak dari sektor komoditas.
“Saya kira daerah yang memiliki kelapa sawit, yang memiliki batu bara senang semuanya atau yang memiliki nikel atau yang memiliki tembaga semuanya senang karena ekonomi di daerah penghasil komoditas itu pasti akan merangkak naik. Insya Allah akan merangkak naik,” ujar Jokowi saat menghadiri peresmian pembukaan Apkasi Otonomi Expo Tahun 2021 secara virtual yang digelar di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (20/10/2021).
Mengutip data riset CNBC Indonesia, harga komoditas batu bara memang masih turun pada perdagangan Selasa 19 Oktober 2021, yakni harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup 220,9 dollar AS per ton, atau turun 6 persen dari hari sebelumnya. Meski demikian, harga komoditas batu bara masih membukukan lonjakan 34,85 persen dalam sebulan terakhir. Sejak akhir 2020 (year-to-date), harga meroket 197,33 persen.
Di sisi lain, kontrak minyak sawit mentah (CPO) sudah diperdagangkan lagi. Hingga Rabu (20/10/2021) pagi, harga CPO di Bursa Malaysia tercatat 5.008 ringgit Malaysia per ton, atau melonjak 1,25 persen dibandingkan penutupan perdagangan awal pekan ini. Harga CPO pun semakin mendekati rekor tertinggi sepanjang sejarah. Rekor tersebut tercipta pada 13 Oktober 2021 di kisaran 5.021 ringgit Malaysia per ton.
Comments