in ,

Realisasi Insentif Pajak Rendah Bukti Ekonomi Pulih

Namun, masih terdapat risiko yang mungkin harus dihadapi, antara lain kebijakan Zero Covid Policy dari Tiongkok dan kondisi geopolitik Rusia-Ukraina.

“Risiko mungkin yang harus kita hadapi adalah beberapa negara, seperti Tiongkok yang menerapkan Zero Covid Policy itu mengakibatkan kontraksi di aktivitas manufakturnya. Sementara Rusia yang terkait dengan geopolitik itu masih dalam konteks kontraksi. Ini risiko yang masih harus kita hadapi dalam konteks perekonomian globalnya,” jelas Febrio.

Selain itu, inflasi juga menjadi hal yang harus diperhatikan dan diantisipasi dengan cepat dan tepat. Walaupun saat ini kondisi inflasi di Indonesia masih relatif rendah bila dibandingkan dengan banyak negara, yakni sebesar 3,5 persen di bulan April—masih sejalan dengan outlook pemerintah.

Baca Juga  Perspektif Provisio Consulting tentang Efektivitas Penyelesaian Sengketa Pajak pada “Core Tax”

Febrio menyebutkan, beberapa negara sudah melakukan kebijakan moneter yang cukup kuat. Misalnya, Rusia, Meksiko, dan Afrika Selatan mampu merespons inflasi dengan kenaikan suku bunga acuannya. Sebaliknya, Amerika Serikat masih belum berhasil menyesuaikan kebijakan moneter, sehingga inflasi mencapai sekitar 8 persen.

“Ini menjadi antisipatif bagi kita karena kita juga harus melihat bahwa kemungkinan kenaikan suku bunga ini akan semakin cepat dalam beberapa bulan ke depan, sehingga dampaknya bagi perekonomian global dan domestik harus diantisipasi dengan baik,” tambah Febrio.

Ditulis oleh

Baca Juga  Mengenal “Treaty Shopping”, Dampak, dan Langkah Pencegahannya

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *