in ,

OJK: Transaksi Bursa Karbon Indonesia Rp 29,21 M

OJK: Transaksi Bursa Karbon Indonesia
FOTO: Aprilia Hariani

OJK: Transaksi Bursa Karbon Indonesia Rp 29,21 M

Pajak.com, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat transaksi di Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbon) sebesar Rp 29,21 miliar dengan volume unit karbon 490.000 ton CO2 (TCO2) equivalent hingga akhir September 2023. Total transaksi tersebut berasal dari transaksi oleh 16 perusahaan, terdiri dari 1 penjual (PT Pertamina Geothermal Energy Tbk) dan 15 pembeli.

Adapun unit karbon yang dijual oleh Pertamina Geothermal Energy adalah proyek Lahendong unit 5 dan unit 6 di Sulawesi Utara. Proyek itu telah tersertifikasi pengurangan emisi gas rumah kaca Sertifikat Pengurangan Emisi (SPE GRK).

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengimbau agar masyarakat tidak membandingkan pasar karbon dengan pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

“Mekanisme dan karakternya (Bursa Karbon Indonesia) itu berbeda dan tentunya ini bukan perdagangan yang spekulatif, yang dalam jual beli dalam satu hari akan keluar. Berdasarkan hasil evaluasi, jika dibandingkan dengan negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia, Bursa Karbon Indonesia termasuk mempunyai perkembangan yang cukup baik. Hal itu tecermin dari jumlah total transaksi yang telah mencapai Rp 29,21 miliar,” ungkap Inarno dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK September 2023, dikutip Pajak.com(10/10).

Baca Juga  Jokowi Terima Kunjungan CEO Apple, Ini yang Dibahas

Menurutnya, jumlah itu menunjukkan perkembangan cukup baik dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia yang membutuhkan waktu selama satu tahun untuk mengaktifkan bursa karbon.

“Rencananya, dalam waktu dekat masih ada satu pelaku perdagangan dalam Bursa Karbon Indonesia yang mendaftar (listing).  Ke depan, OJK akan terus mengkaji perkembangan Bursa Karbon Indonesia dengan berkolaborasi bersama Kementerian LHK (Lingkungan Hidup dan Kehutanan), Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dan Kemenko (Kementerian Koordinator Bidang) Maritim dan Investasi. Kami berharap ke depan pasokan dan permintaannya makin banyak,” ujar Inarno.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi meluncurkan perdagangan perdana Bursa Karbon Indonesia, di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, (26/9). Jokowi memproyeksi, potensi perdagangan di Bursa Karbon Indonesia bisa mencapai Rp 3.000 triliun.

Baca Juga  Instrumen Investasi Ideal Berdasarkan Lima Tipe Karakter

“Potensi perdagangan (karbon) di Indonesia memang besar. Karena Indonesia memiliki banyak sekali kekayaan nature based solution. Indonesia juga menjadi satu-satunya negara yang 60 persen pemenuhan pengurangan emisi karbonnya berasal dari sektor alam. Di catatan saya, kurang lebih 1 giga ton CO2 yang berpotensi dikredit karbon dan bisa ditangkap. Kalau dikalkulasi, potensi Bursa Karbon Indonesia kita bisa capai potensinya Rp 3.000 triliun, bahkan lebih besar,” ungkap Jokowi.

Untuk mencapai potensi itu, negara membutuhkan langkah-langkah konkret. Selain secara nominal, Indonesia berkomitmen mengatasi perubahan iklim karena ancamannya sudah sangat dirasakan, mulai dari kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, hingga polusi.

Baca juga:

Jokowi Luncurkan Bursa Karbon Indonesia, Potensi Perdagangan Rp 3.000 T https://www.pajak.com/keuangan/jokowi-luncurkan-bursa-karbon-indonesia-potensi-perdagangan-rp-3-000-t/

Baca Juga  Syarat dan Cara Mengurus Perubahan HGB Jadi SHM

Cara Perusahaan Mendaftar Jadi Pengguna Jasa Bursa Karbon https://www.pajak.com/keuangan/cara-perusahaan-mendaftar-jadi-pengguna-jasa-bursa-karbon/

Bank Mandiri Beli 3.000 Ton CO2 di Bursa Karbon Indonesia https://www.pajak.com/keuangan/bank-mandiri-beli-3-000-ton-co2-di-bursa-karbon-indonesia/.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *