Jokowi dan PM Australia Bahas Pengembangan Kendaraan Listrik
Pajak.com, Australia – Presiden Joko Widodo menyebutkan, ada beberapa topik terkait kerja sama ekonomi yang dibahas dengan Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese dalam Leaders Annual Meeting 2023, di Australia. Salah satu Jokowi dan PM Australia bahas terkait pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
“Indonesia dan Australia harus membangun kerja sama ekonomi yang lebih substantif dan strategis melalui pengembangan bersama produksi baterai EV. Kerja sama Indonesia dan Australia terkait pengembangan produksi baterai kendaraan listrik menjadi salah satu prioritas masa depan,” ungkap Jokowi dalam keterangan tertulis yang diterima Pajak.com, (5/7).
Secara simultan, Indonesia dan Australia juga akan fokus mengimplementasikan kerja sama pengurangan emisi karbon. Salah satu yang akan dilakukan adalah pembangunan fasilitas penangkapan dan penyimpanan karbon.
“Akan ada kerja sama terkait pembangunan smelter berorientasi energi hijau di Indonesia. Terkait pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), Indonesia mendorong sektor swasta Australia dan National Capital Authority Australia untuk bekerja sama dengan Otoritas IKN,” tambah Jokowi.
Albanese mengatakan, Australia melihat Indonesia sebagai mitra dalam bidang ekonomi dan transisi menuju negara nol emisi karbon. Selain itu, menurutnya, kesejahteraan Indonesia akan berdampak pada keamanan dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.
“Hari ini hubungan Indonesia dan Australia menjadi lebih baik dan kedua negara terus semakin dekat sebagai mitra dalam ekonomi, keamanan, dan mitra dalam transisi global menuju net zero. Australia telah merasakan tekanan dari tantangan ekonomi global. Oleh karena itu, investasi dan perdagangan menjadi penting untuk menumbuhkan ekonomi Australia. Investasi dalam hubungan perdagangan dapat memperkuat rantai pasok industri yang ada di Australia. Sehingga, tentu saja Indonesia adalah salah satu dari sedikit negara mitra dagang penting bagi kami,” ungkapnya.
Albanese berpandangan, perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan Australia (Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement/IA-CEPA) telah membuahkan hasil.
“Australia berencana untuk meningkatkan realisasi tersebut lebih jauh. Oleh karena itu, Australia akan memperluas bisnis dan ikatan komersial dengan Indonesia melalui perpanjangan visa bisnis dari lima tahun menjadi lima tahun. Kami akan menerbitkan peraturan agar warga Indonesia dapat mengakses Frequent Traveler Visa,” ungkapnya.
Berdasarkan data kementerian perdagangan Indonesia, nilai perdagangan barang dan jasa antara Indonesia dan Australia telah menyentuh rekor baru, yakni 23,3 miliar dollar AS atau sekitar Rp 349,5 triliun pada tahun lalu.
Pada periode Januari-April 2023, nilai total perdagangan Indonesia-Australia tercatat sebesar 3,6 miliar dollar AS. Ekspor Indonesia ke Australia pada periode yang sama tercatat sebesar 999,4 juta dollar AS. Sementara, impor Indonesia dari Australia senilai 2,65 miliar dollar AS.
Implementasi IA-CEPA juga menghasilkan Mutual Recognition Agreement (MRA) on Engineers yang membuat kompetensi dan kualifikasi pendidikan insinyur Indonesia diakui di Australia. Ke depan, insinyur Indonesia dimudahkan untuk bekerja di perusahaan Australia, seperti di bidang pertambangan yang memperkerjakan insinyur secara masif.
Comments