in ,

Moody’s: Indonesia Negara Layak Tujuan Investasi

Indonesia Negara Layak Tujuan Investasi
FOTO: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Moody’s: Indonesia Negara Layak Tujuan Investasi

Pajak.com, Jakarta – Lembaga pemeringkat skala global (Moody’s) kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating (SCR) Indonesia pada peringkat Baa2, yaitu satu tingkat di atas investment grade dengan outlook stabil. Artinya, Indonesia merupakan negara layak tujuan investasi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, Moody’s mengungkapkan bahwa afirmasi ini didasarkan pada hasil asesmen yang kredibel. Indonesia dinilai mampu mempertahankan perekonomian Indonesia.

“Ini didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil serta berbagai inovasi instrumen kebijakan yang kuat, di tengah tingginya ketidakpastian ekonomi global. Hasil afirmasi Moody’s yang tetap pertahankan peringkat Indonesia dengan outlook stabil di tengah ketidakpastian ekonomi global dan ketegangan geopolitik saat ini menandakan kepercayaan investor masih kuat terhadap kredibilitas kebijakan pemerintah dan ketahanan ekonomi Indonesia,” ungkap Airlangga dalam keterangan tertulis yang diterima Pajak.com, (20/4).

Meski demikian, Pemerintah Indonesia akan terus melakukan sinergi dan bauran kebijakan dengan tetap mengawasi berbagai risiko eksternal, terutama konflik Timur Tengah yang berpotensi berdampak terhadap kenaikan harga dengan terus menjaga daya beli masyarakat.

Dalam laporannya, Moody’s memproyeksikan rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024-2025 akan tetap berada pada level sebelum pandemi COVID-19, yaitu sekitar 5 persen. Rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional ini lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain yang berada pada kisaran 3 persen.

Baca Juga  Realisasi Investasi 2023 Lampaui Target Sebesar Rp 1.418,9 T

“Proyeksi ini dipandang sebagai hasil dari reformasi struktural yang ditempuh pemerintah (Indonesia) yang bertujuan untuk memperbaiki iklim investasi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan penerimaan pemerintah,” tambah Airlangga.

Pada sektor eksternal, Moody’s menilai daya tahan sektor eksternal Indonesia tetap terjaga, tecermin dari surplus neraca perdagangan yang meningkat. Menurut Airlangga, implementasi kebijakan hilirisasi diyakini menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi kenaikan pangsa ekspor komoditas bernilai tambah, sehingga meningkatkan diversifikasi ekspor komoditas dan mengurangi sensitivitas terhadap harga.

Moody’s turut mengapresiasi komitmen Pemerintah Indonesia untuk tetap menjaga defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di bawah 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), sehingga mampu menjaga rasio utang dibandingkan negara-negara lain yang berada pada peringkat sama.

Baca Juga  Apa Fasilitas dan Kemudahan Istimewa Berinvestasi di KEK?

“Ke depan, pemerintah terus berkomitmen untuk menjaga dan meningkatkan kepercayaan investor dengan memastikan keberlanjutan program kebijakan saat ini ditengah proses pergantian kepemimpinan pasca pengumuman hasil Pemilu (Pemilihan Umum) 2024. Beberapa kebijakan prioritas yang akan ditekankan, termasuk revitalisasi mesin konvensional, pembangunan infrastruktur, kerja sama internasional, penguatan ketahanan pangan, digitalisasi, transisi energi berkelanjutan, dan pemberdayaan sosial,” pungkas Airlangga.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *