in ,

Jokowi Luncurkan Transportasi Ramah Lingkungan Bernilai Investasi Rp 250 M di IKN

Jokowi Luncurkan Transportasi Ramah Lingkungan
FOTO: IST

Jokowi Luncurkan Transportasi Ramah Lingkungan Bernilai Investasi Rp 250 M di IKN

Pajak.com, Kalimantan Timur – Presiden Joko Widodo (Jokowi) luncurkan transportasi ramah lingkungan berbasis listrik bernilai investasi Rp 250 miliar, di Ibu Kota Nusantara (IKN) Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Investasi yang dilakukan oleh PT Blue Bird Tbk (Blue Bird Group) ini akan mempercepat pengembangan sistem transportasi publik di IKN.

“Pembangunan IKN yang berkonsep forest city akan mengedepankan teknologi yang ramah lingkungan, mulai dari green building, green energy, hingga transportasinya. Investasi yang ditanamkan oleh Blue Bird Group akan digunakan untuk pengembangan sistem transportasi yang ramah lingkungan, (meliputi) pengadaan bus rapid transit listrik untuk mendukung layanan perkotaan, taksi listrik, mobil rental listrik, serta bus jurusan dari Balikpapan ke IKN,” ungkap Jokowi dalam sambutannya.

Selain itu, ia mengapresiasi Blue Bird Group yang akan melengkapi sarana pendukung dan pengelolaan transportasi secara terintegrasi dengan menggunakan teknologi pintar, seperti dalam hal penyediaan halte, park and ride, transfer point depo, hingga charging point.

“Saya mengapresiasi, saya sangat menghargai komitmen Blue Bird Group untuk mendukung inisiatif transportasi ramah lingkungan di IKN untuk menciptakan masa depan mobilitas yang berkelanjutan dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat,” ujar Jokowi.

Baca Juga  Peran Sektor Transportasi dalam Menavigasi Pengurangan Emisi Karbon di Indonesia

Pada kesempatan berbeda, Managing Director TaxPrime sekaligus Wakil Ketua Dewan Pembina Asosiasi Ahli Emisi Karbon Indonesia atau Association of Carbon Emission Experts Indonesia (ACEXI) Muhamad Fajar Putranto juga berpandangan bahwa pemetaan sektor prioritas, seperti transportasi, merupakan upaya yang perlu dilakukan dalam menavigasi pengurangan emisi karbon di Indonesia. Sebab Fajar mencatat, sektor transportasi merupakan sektor terbesar kedua emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 23 persen. Di sisi lain, sektor transportasi dan sektor pergudangan tumbuh 15,93 persen year-on-year pada kuartal I-2023. Di sisi lain, Indonesia menargetkan mampu mencapai target net zero emission (NZE) pada tahun 2060.

“Kenapa (prioritas) pada sektor transportasi? Karena selain penyumbang emisi terbesar, inefisiensi pada sektor transportation akan memengaruhi sistem logistik. Sektor logistik ini pengaruhnya besar ke bisnis. Di Indonesia, porsi bisnis logistik itu sekitar 27-29 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto). PDB kita itu sekitar Rp 16.000 triliun. Kalau macet, spending loss untuk bisnis. Belum lagi biaya transportasi (12,04 persen terhadap PDB), biaya administrasi (4,52 persen terhadap PDB), dan biaya penyimpanan (9,47 persen terhadap PDB). Efisiensi pada biaya logistik diperlukan untuk mengurangi disparitas harga antarprovinsi. Jadi, Indonesia harus bisa menyesuaikan masalah-masalah prioritasnya,” ungkapnya dalam seminar yang diadakan oleh ACEXI, di Hotel Mercure Batavia, Jakarta, (14/12).

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *