Ia menambahkan, ICS tersebut kemudian dikelola oleh koperasi lokal, yaitu Koperasi Syaloom dan menyerap 16 tenaga kerja yang mayoritas orang asli Papua. Sebelum pengiriman ikan perdana dilakukan, produk ikan beku yang dihasilkan ICS juga ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hotel, restoran dan rumah makan di kota Biak.
“Kita berharap pengiriman ikan ke Surabaya (pulau Jawa) menjadi langkah awal, dan kedepannya ICS dapat melakukan ekspor,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Usaha dan Investasi Ditjen PDSPKP Catur Sarwanto menyebutkan bahwa KKP mendorong Kabupaten Biak Numfor menjadi sentra pangan dengan ikan sebagai komoditas utamanya. Melalui pembangunan SKPT, Ditjen PDSPKP melakukan sejumlah agenda untuk mewujudkan misi tersebut.
“Hasilnya, produksi perikanan tangkap dari 2016-2019 mengalami peningkatan sebesar 35 persen. Pada Tahun 2016 produksi hasil tangkapan nelayan hanya sebesar 56.960 ton dan menjadi 76.847 ton di tahun 2019,” ujarnya. Sebagai informasi, pengiriman perdana 17 ton ikan beku yang dihasilkan ICS SKPT Kabupaten Biak Numfor akan dilakukan di kawasan PPI Fandoi.
Tidak hanya itu saja, pembangunan SKPT juga selaras dengan prioritas Menteri Kelautan dan Perikanan untuk mengembangkan sentra industri perikanan dalam rangka peningkatan ekonomi masyarakat, termasuk kesejahteraan nelayan.
Comments