in ,

Green Energy dan Tingginya Biaya Energi Panas Bumi

Chairman Jakarta Drilling Society Yudi Hartono menambahkan, perkiraan rentang biaya drilling cost berkisar antara 30–60 persen dari kebutuhan biaya keseluruhan proyek panas bumi. Menurutnya, biaya itu mencapai 60.000 dollar AS–80.000 dollar AS per hari.

“Biaya pengeboran di setiap lapangan panas bumi bisa mencapai 1,8 juta dollar AS–11 juta dollar AS,” terangnya.

Alhasil, tingginya budget untuk pengembangan energi panas bumi itu membuat pemerintah menggelontorkan sejumlah insentif untuk mempercepat investasi pada industri berbasis energi baru terbarukan (EBT) ini. Salah satunya, yakni government drilling, yakni suatu program yang diharapkan mampu mengurangi risiko hulu pengeboran. Langkah itu diharapkan dapat menarik minat investor mengembangkan energi panas bumi.

Baca Juga  Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Digital di ASEAN Diproyeksi 2 Triliun Dollar AS

Sebagai informasi, sekitar 40 persen cadangan energi geothermal dunia terletak di Indonesia. Angka itu menempatkan Indonesia pada posisi second largest atau terbesar kedua dunia setelah AS dari sisi cadangan geothermal. Berdasarkan catatan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) per Desember 2020, sumber daya panas bumi Indonesia mencapai sebesar 23.965,5 MW atau sekitar 24 giga watt (GW). Sayangnya, besarnya cadangan panas bumi ini belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini bisa dilihat dari kapasitas terpasang PLTP di Indonesia. Hingga 2020, kapasitas terpasang PLTP Indonesia baru mencapai 2.130,7 MW. Artinya, pemanfaatannya baru 8,9 persen dari sumber daya yang ada.

Baca Juga  Mengenal 5 Jenis Budaya Kerja

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *