in ,

Penerimaan DKI Jakarta Didominasi 3 Macam Pajak

Sementara dari sisi sektor, Budi mengklaim kontribusi kenaikan pajak terbesar disumbang dari sektor industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, perdagangan besar dan eceran, reparasi perawatan mobil dan sepeda motor, pertambangan dan penggalian, serta informasi dan komunikasi.

Kepala Kanwil DJPB Prov DKI Jakarta Alfiker Siringoringo menambahkan, sampai dengan 28 Februari 2022 total pendapatan APBN di DKI Jakarta mencapai Rp 173,88 triliun, atau naik 42,01 persen. Sedangkan total belanja mencapai Rp 238,08 triliun, sehingga ada defisit regional sebesar Rp 64,19 triliun.

“DKI Jakarta belum bisa melepaskan diri dari COVID-19, sehingga bisa menjadi concern kita yang dapat berpengaruh negatif terhadap ekonomi. Data-datanya juga masih mengkhawatirkan, kasus terkonfirmasi mencapai 21,01 persen kasus nasional dengan tingkat kesembuhan 95,81 persen. Namun demikian, pemantauan kasus COVID-19 terus dilakukan seiring dengan kelanjutan program penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional,” jelasnya.

Baca Juga  Dokumen yang Wajib Dilampirkan dalam SPT Tahunan Badan

Ia menyebut, persentase realisasi tertinggi Belanja Bansos 18,45 persen disusul belanja pegawai 15,96 persen dan belanja subsidi 10,37 persen. Realisasi belanja yang naik signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lain adalah realisasi belanja subsidi naik 75,29 persen, yang menjadi salah satu prioritas pemerintah di masa Pandemi COVID-19 untuk memitigasi dampak pandemi terhadap masyarakat.

“Seperti yang sering dijelaskan Bu Menteri Keuangan, di saat-saat pandemi seperti ini kehadiran negara sangat dibutuhkan khususnya dalam bentuk perlindungan sosial masyarakat. Sampai tahun 2022 ini, APBN sudah dicairkan cukup besar untuk belanja sosial itu,” katanya.

Ditulis oleh

Baca Juga  Brasil Terus Merayu Negara G20 Setujui Pajak Kekayaan Miliarder

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *