in ,

Stabilitas Sektor Jasa Keuangan di Akhir 2021 Tetap Terjaga

Sejalan dengan itu, OJK mencatat pasar saham Indonesia masih menguat. Hingga 24 Desember 2021, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat sebesar 0,4 persen month to date (mtd) ke level 6.563 dengan nonresiden mencatatkan inflow sebesar Rp 940 miliar. Sementara di pasar Surat Berharga Negara (SBN), nonresiden mencatatkan outflow sebesar Rp 24,99 triliun sehingga mendorong rerata yield SBN naik 8 bps mtd pada seluruh tenor.

Di industri perbankan, mayoritas sektor utama kredit mencatatkan kenaikan terutama pada sektor pengolahan dan rumah tangga masing-masing sebesar Rp 24,9 triliun dan Rp 9,1 triliun. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) mencatatkan pertumbuhan sebesar 10,48 persen yoy atau 9,98 persen ytd.

Baca Juga  Prosedur Pengajuan Permohonan Pencabutan Penanaman Modal

Di sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB), sektor asuransi berhasil menghimpun premi pada bulan November 2021 sebesar Rp 26,1 triliun dengan premi Asuransi Jiwa sebesar Rp 16,3 triliun, serta Asuransi Umum dan Reasuransi sebesar Rp 9,8 triliun.

“Selain itu, fintech peer to peer (P2P) lending pada November 2021 terus mencatatkan pertumbuhan outstanding pembiayaan sebesar 106,6 persen yoy atau meningkat Rp 1,2 triliun (ytd: Rp 13,8 triliun). Sementara itu, piutang perusahaan pembiayaan tercatat relatif stabil pada level Rp 363 triliun,” imbuhnya.

Untuk profil risiko, lanjut Anto, lembaga jasa keuangan pada November 2021 masih terjaga dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) net tercatat turun menjadi 0,98 persen (NPL gross mencapai 3,19 persen); dan rasio Non-Performing Finance (NPF) perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 3,92 persen.

Baca Juga  Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Investasi Tanah

Sementara itu, restrukturisasi kredit Covid-19 masih melanjutkan tren penurunan di November 2021 dengan kredit restrukturasi Covid-19 tercatat sebesar Rp 693,62 triliun; dibandingkan Oktober 2021 sebesar Rp 714,01 triliun.

“Jumlah debitur restrukturisasi Covid-19 juga menurun dari 4,4 juta debitur menjadi 4,2 juta debitur,” ucapnya.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *