in ,

Mirae Asset Proyeksi IHSG Tembus 7.600 di Semester II-2023

Mirae Asset Proyeksi IHSG
FOTO: IST

Mirae Asset Proyeksi IHSG Tembus 7.600 di Semester II-2023

Pajak.com, Jakarta – PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia (Mirae Asset) proyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat hingga mencapai 7.600 pada semester II-2023. Optimisme ini dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, utamanya pencabutan status pandemi dan minimnya dampak kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (Fed Rate).

Sekilas mengulas, Mirae Asset adalah perusahaan efek anak usaha Mirae Asset Securities Co. Ltd, yang tergabung ke dalam salah satu kelompok usaha jasa keuangan non-bank terbesar di Korea Selatan, yaitu Mirae Asset Financial Group. Grup usaha itu memiliki dana kelolaan sekitar 550 miliar dollar AS atau sekitar Rp 8.000 triliun pada akhir tahun 2022.

Head of Investment Information Mirae Asset Martha Christina memastikan agar investor tidak perlu mengkhawatirkan dampak dari kenaikan Fed Rate yang diprediksi akan naik hingga 5,75 persen dari posisi saat ini 5-5,25 persen. Pasalnya, investasi asing di pasar saham dan obligasi Indonesia cukup terkendali.

Baca Juga  Uang THR Buat Investasi? Kenali Instrumen Reksa Dana Terbuka

“Tren kenaikan Fed Rate memang dapat memicu arus dana investor asing keluar dari negara berkembang termasuk Indonesia, tetapi dampaknya tidak akan besar karena saat ini porsi investor asing pada pasar saham dan pasar obligasi relatif rendah,” ujar Martha dalam acara Media Day: July 2023, bertajuk Unlocking Investment and Goodness Sharing Opportunities in 2023, di Kantor Mirae Asset, dikutip Pajak.com (11/7).

Ia menyebutkan, porsi transaksi investor asing pada transaksi harian pasar saham hanya berkisar 35 persen dan porsi kepemilikan investor asing pada surat berharga negara (SBN) rupiah 15 persen. Angka itu terbilang rendah dibanding 45 persen dan 35 persen pada 10 tahun yang lalu ketika taper tantrum. Seperti diketahui, taper tantrum terjadi setelah pengurangan stimulus (tapering off) bank sentral AS pada 2013, yang memicu kenaikan nilai tukar dollar AS.

Baca Juga  Keuntungan dan Risiko Investasi pada Deposito Valas

Selain itu, ada pula faktor lain yang membuat proyeksi IHSG menguat pada semester II-2023, yaitu nilai investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) yang tinggi, makroekonomi (terutama neraca berjalan dan cadangan devisa valas), potensi kenaikan tingkat produktivitas masyarakat, potensi kenaikan harga komoditas pertanian (soft commodities), dan valuasi IHSG yang relatif murah.

“FDI meroket setelah adanya larangan ekspor nikel. Untuk produktivitas masyarakat, faktor yang memengaruhi adalah lebih sedikitnya hari libur yang dapat meningkatkan produktivitas minimal sebesar 10 persen. Di sisi komoditas, harga soft commodities, salah satunya CPO, diprediksi akan naik jika El Nino (kemarau) datang lebih awal,” ungkap Martha.

Kemudian, valuasi IHSG masih berada pada 13,6 kali dari nilai rasio harga saham per laba berdasarkan prediksi sepanjang tahun 2023. Angka itu masih lebih murah dibanding indeks saham utama negeri tetangga, seperti FTSE Bursa Malaysia dan SET Thailand (13,4 kali dan 16,3 kali)

Baca Juga  Perkuat Nilai Tukar Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

“Terkait dengan optimisme tersebut, Mirae Asset memilih beberapa saham yang menjadi pilihan utama, antara lain ASII (PT Astra International Tbk), ERAA (PT Erajaya Swasembada Tbk), dan TLKM (PT Telekomunikasi Indonesia Tbk),” ujar Martha.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *