in ,

Sinergi TaniHub, Bank Dunia, dan Microsoft untuk Pertanian

Sinergi TaniHub, Bank Dunia, dan Microsoft untuk Pertanian
FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – TaniHub Group, Kelompok Bank Dunia, dan Microsoft berkolaborasi dalam mempercepat digitalisasi ekosistem pertanian Indonesia dengan menggelar acara Cultivhacktion. Cultivhacktion sendiri berasal dari kata cultivate (membudidayakan), hackathon (acara para pegiat teknologi), dan action (tindakan).

CEO TaniHub Group Pamitra Wineka mengungkapkan bahwa dengan diselenggarakannya Cultivhacktion, pihaknya ingin menyaksikan pemikir-pemikir terbaik di negeri ini menciptakan inovasi yang inspirasional, yang akan melengkapi perjalanan dalam mengerahkan potensi pertanian Indonesia.

“Sebagai sebuah grup yang lahir dari ide inovatif anak-anak muda Indonesia pada 2016 ketika belum ada pemain agritech satu pun, sekarang kami telah berkembang dan terus berkomitmen untuk terus memajukan petani Indonesia melalui ekosistem kami, dari hulu ke hilir yang memungkinkan petani, pembeli, pendana, dan seluruh pemangku kepentingan terkait menikmati beragam hasil panen yang baik dari pertanian,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, dikutip Pajak.com (25/09).

Baca Juga  Cara Cek Pengumuman Hasil Sanggah Seleksi Administrasi CPNS 2024          

Melalui ajang ini, para inovator diajak untuk mengembangkan solusi yang mencakup tiga area utama. Pertama, peningkatan produktivitas pertanian serta ketahanan terhadap guncangan, termasuk yang disebabkan oleh iklim. Kedua, perluasan akses para petani kepada input, pasar, dan sumber daya keuangan. Ketiga, dukungan terhadap pengambilan keputusan berbasis data oleh pemerintah.

Adapun solusi-solusi yang dicari di Cultivhacktion adalah yang bersifat praktis dan dapat diterapkan oleh petani skala kecil dalam rangka mempercepat penggunaan teknologi baru. Misalnya dengan memberikan solusi dalam penciptaan rantai pasok pertanian yang tangguh dan berkelanjutan di tengah perubahan iklim, menyediakan akses kepada informasi berbasis agro-klimatik yang sesuai dengan kebutuhan budidaya para petani di masing-masing daerah melalui penerapan big data, serta meningkatkan pengetahuan petani berskala kecil tentang pemasaran, pemrosesan pascapanen, pengelolaan usaha pertanian, serta pengelolaan keuangan pribadi dengan memanfaatkan pengembangan digital.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *