“Penerimaan bea masuk mencapai Rp 6,8 triliun atau tumbuh sebesar 37,1 persen didorong tren perbaikan kinerja impor nasional. Penerimaan bea keluar mencapai Rp 6,6 triliun atau tumbuh sebesar 176,8 persen didorong tingginya harga komoditas dan meningkatnya volume ekspor tembaga. Penerimaan cukai mencapai Rp 43,4 triliun atau tumbuh sebesar 53,3 persen dipengaruhi implementasi kebijakan cukai dan efektivitas pengawasan, serta akibat relaksasi PPKM dan membaiknya sektor perhotelan serta pariwisata,” ujarnya.
Terakhir, pendapatan negara juga diklaim dari realisasi PNBP yang sampai dengan Februari 2022 mencapai Rp 46,2 triliun atau 13,8 persen dari target APBN 2022. PNBP tumbuh positif sebesar 22,55 persen, terutama didorong pendapatan SDA baik Migas maupun non-Migas, serta pendapatan Badan Layanan Umum (BLU).
“Jadi pendapatan negara menggambarkan, satu, pemulihan ekonomi yang menggeliat cukup kuat dan tadi across beberapa sektor dan jenis pajak dan penerimaan. Kemudian yang kedua, harga komoditas dunia yang melonjak yang memberikan kontribusi,” pungkasnya.
Comments