Pajak.com, Jakarta – Pemerintah mencatat, realisasi belanja negara turun dan pendapatan negara meningkat hingga Februari lalu mencapai Rp 282,7 triliun atau 10,4 persen dari pagu APBN 2022. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa belanja negara pada APBN 2022 masih diarahkan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui pembangunan bidang kesehatan, perlindungan sosial, pendidikan, serta prioritas pembangunan untuk pemulihan ekonomi.
“Ini semuanya menggambarkan APBN akan terus berperan untuk tadi memulihkan ekonomi dan tetap menangani pandemi. Karena itu penting memulihkan ekonomi melalui pembangunan infrastruktur, memulihkan ekonomi dengan mendukung UMKM, memulihkan ekonomi melalui belanja negara, dan juga untuk menyelamatkan masyarakat dari sisi kesehatan masih menjadi prioritas,” ungkapnya dalam Konferensi Pers APBN KITA secara virtual, dikutip Selasa (29/03).
Di sisi lain, ia menyebut realisasi belanja barang bulan Februari 2022 mencapai Rp 14 triliun. Menurutnya, nilai yang mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu itu menandakan kondisi yang membaik dengan belanja kebutuhan penanganan kesehatan yang menurun.
Sementara untuk belanja modal 2022, realisasinya hingga Februari dilaporkan sebesar Rp 8,9 triliun. Pengeluaran itu difokuskan kepada penyelesaian proyek infrastruktur prioritas dan mendukung modernisasi peralatan pertahanan dan keamanan.
“Untuk realisasi anggaran perlindungan sosial mengalami peningkatan pertumbuhan. Hal ini didorong oleh penyaluran subsidi energi dan penyaluran bantuan sosial antara lain melalui Program Indonesia Pintar, Penerima Bantuan Iuran, Program Keluarga Harapan, dan Kartu Sembako untuk menjaga daya beli masyarakat. Hingga Februari 2022, realisasi anggaran perlindungan sosial sebesar Rp 49 triliun,” imbuhnya.
Sedangkan untuk anggaran pendidikan, ia mengklaim realisasinya meningkat cukup tinggi dari beberapa tahun sebelumnya didorong oleh realisasi anggaran pendidikan melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD).
“Belanja anggaran pendidikan meningkat sangat tinggi yaitu mencapai Rp 57,7 triliun atau melonjak 35,8 persen,” ucapnya.
Comments