in ,

Lima Hasil Konkret KTT G20

Lima Hasil Konkret KTT G20
FOTO: Sekab Republik Indonesia

Lima Hasil Konkret KTT G20

Pajak.com, Bali – Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi menutup Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang digelar di The Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali, (16/11). Selain G20 Bali Leaders’ Declaration, Presidensi G20 Indonesia juga menghasilkan Concrete Deliverables. Ada banyak komitmen yang telah disepakati, namun Pajak.com akan fokus merangkum lima hasil konkret utama dari KTT G20. Apa saja?

Pertama, terbentuknya Pandemic Fund yang terkumpul sebesar 1,5 miliar dollar AS. Pandemi Fund perlu dibentuk karena dalam tiga tahun terakhir seluruh dunia menghadapi disrupsi terberat akibat pandemi COVID-19. Hal ini menunjukan bahwa dunia tidak siap menghadapi pandemi, sebab tidak memiliki arsitektur kesehatan yang andal untuk mengelolanya.

Kedua, pembentukan dan operasionalisasi Resilient and Sustainability Trust di bawah International Monetary Fund (IMF) sebesar 81,6 miliar dollar AS untuk membantu negara-negara yang menghadapi krisis.

Ketiga, dalam Bali Leaders’ Declaration disebutkan, negara anggota G20 berkomitmen untuk gesit dan fleksibel dalam menjalankan kerja sama kebijakan ekonomi makro. Negara-negara anggota akan membuat investasi publik dan reformasi struktural, mempromosikan investasi swasta, memperkuat perdagangan multilateral, dan ketahanan rantai pasokan global.

Hal ini penting untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang, berkelanjutan, inklusif, adil, dan menjunjung transisi hijau. Dunia akan memastikan kesinambungan fiskal jangka panjang dengan bank sentral untuk mencapai stabilitas harga.

Baca Juga  Menparekraf Ungkap 5 Strategi Pemerintah Gaet Musisi Kelas Dunia

“Di tengah situasi kritis ekonomi global saat ini, G20 harus melakukan upaya nyata, tindakan yang tepat, cepat, dan perlu, menggunakan semua alat kebijakan yang tersedia untuk mengatasi tantangan bersama, termasuk melalui kerja sama kebijakan makro internasional dan konkrit,” demikian bunyi petikan G20 Bali Leaders; Declaration.

Untuk itu, negara-negara anggota G20 akan membuka investasi untuk negara berpenghasilan rendah, menengah, serta negara berkembang lainnya. Sumber investasi berasal dari instrumen pembiayaan inovatif yang lebih beragam, termasuk lewat investasi swasta.

“Kami meminta Multilateral Development Banks (Bank Pembangunan Multilateral) untuk memajukan tindakan guna memobilisasi dan menyediakan pembiayaan tambahan dalam mandat mereka, untuk mendukung pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals), termasuk melalui pembangunan dan infrastruktur berkelanjutan investasi, dan menjawab tantangan global,” tulis G20 Bali Leaders’ Declaration.

Para anggota G20 memiliki komitmen untuk mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan SDG’s demi mencapai kemakmuran bagi seluruh rakyat.

Keempat, para anggota G20 berkomitmen mempromosikan ketahanan pangan dan energi, mendukung stabilitas pasar, serta menyediakan dukungan sementara dan terarah untuk meredam dampak kenaikan harga.

Secara bersamaan, G20 akan memperkuat dialog antara produsen dan konsumen, meningkatkan perdagangan dan investasi untuk pangan yang berkelanjutan dan kebutuhan ketahanan energi, serta pupuk dan sistem energi.

Baca Juga  XL Axiata Raih Sertifikat “Carbon Disclosure Project”

Kelima, Energy Transition Mechanism (ETM), khususnya untuk Indonesia memperoleh komitmen melalui program Just Energy Transition sebesar 20 miliar dollar AS. Secara simultan, juga disepakati komitmen bersama setidaknya 30 persen dari daratan dunia dan 30 persen dari lautan dunia dilindungi di tahun 2030. Kemudian, melanjutkan komitmen mengurangi degradasi tanah sampai 50 persen secara sukarela.

“Saya kira hasil yang konkret banyak sekali sebetulnya. Kepemimpinan Indonesia telah berhasil menghasilkan G20 Bali Leaders’ Declaration yang awalnya diragukan oleh banyak pihak. Deklarasi tersebut terdiri dari 52 paragraf. Dari sejumlah paragraf tersebut, terdapat satu paragraf yang sangat diperdebatkan, yaitu terkait pernyataan sikap terhadap Perang di Ukraina,” ungkap Jokowi dalam Konferensi Pers, di Media Center G20 Bali, Bali International Convention Center (BICC), Kabupaten Badung, (16/11).

Namun, setelah melalui diskusi yang cukup lama, para pemimpin G20 akhirnya sepakat mengecam perang Rusia karena dianggap telah melanggar batas serta integritas wilayah.

“Perang ini telah mengakibatkan penderitaan masyarakat dan memperberat ekonomi global yang masih rapuh akibat pandemi yang menimbulkan risiko terhadap krisis pangan, krisis energi, dan potensi krisis finansial,” jelas Jokowi.

Baca Juga  BI Siapkan Rp 197 T untuk Penukaran Selama Ramadan dan Idulfitri

Presidensi G20 Indonesia juga menghasilkan Concrete Deliverables yang berisi daftar proyek kerja sama negara anggota G20 dan undangan. Indonesia menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh working groups dan engagement groups atas dedikasi, sumbangan, pemikiran, dan kontribusinya bagi Presidensi G20 Indonesia.

“Sebagai Presidensi G20, Indonesia telah mengupayakan berbagai solusi terbaik selama satu tahun kepemimpinan. Alhamdulillah, hari ini kita dapat mengadopsi dan mengesahkan G20 Bali Leaders’ Declaration dan  Concrete Deliverables. Proyek kerja sama inilah yang akan membantu membumikan kerja G20 lebih dekat dengan rakyat, memastikan G20 bermanfaat, tidak saja untuk anggotanya namun juga bagi dunia, dan utamanya negara-negara berkembang. Let us recover together, recover stronger,” ujar Jokowi. 

Setelah menutup KTT G20, Jokowi secara resmi menyerahkan tongkat presidensi G20 kepada India selaku pemegang kepemimpinan selanjutnya.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *