in ,

Diskon Rp 7 Juta Dorong Kepemilikan Kendaraan Listrik di Indonesia

Diskon Rp 7 Juta kendaraan listrik
FOTO ; IST

Diskon Rp 7 Juta Dorong Kepemilikan Kendaraan Listrik di Indonesia

Pajak.com, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, tujuan pemberian insentif atau diskon Rp 7 juta adalah mendorong kepemilikan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia. Penggunaan kendaraan listrik ini memiliki multimanfaat, baik bagi negara maupun masyarakat, diantaranya mendorong keberlanjutan alam dengan mengurangi emisi gas rumah kaca sehingga kualitas udara menjadi lebih baik, adanya penghematan perawatan kendaraan, mengurangi ketergantungan impor bahan bakar minyak (BBM), dan mendukung industri baterai yang mampu membuka lapangan kerja dan bermuara pada peningkatkan pendapatan negara.

“Sumber daya Indonesia yang kaya akan bahan baku critical minerals untuk KBLBB. Saat ini kita sedang bangun industri baterai, tentunya akan mendorong penciptaan lapangan kerja baru, ekonomi bertumbuh pesat, tentunya menaikkan pendapatan negara kita. Contoh dari kondisi Norwegia yang saat ini menjadi world’s top-selling electric vehicle market per capita dan pengalaman negara-negara lain yang mendorong adopsi KBLBB dengan berbagai bantuan pemerintah,” ungkap Luhut dalam Konferensi Pers Insentif Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, (6/3).

Baca Juga  Jokowi Resmikan Bandara Panua Pohuwato di Gorontalo

Ia mengakui, saat ini masih terdapat tantangan perbedaan harga yang signifikan antara kendaraan listrik yang ramah lingkungan dibanding kendaraan konvensional. Maka, bila program bantuan pemerintah ini berjalan dengan lancar dan adopsi massal tercapai, industri dalam negeri KBLBB akan terbentuk, harga kendaraannya pun akan lebih terjangkau di masa mendatang.

“Kalau kita lihat secara holistik, negara kita ini bisa bersaing. Kita punya semua, dari hulu ke hilir kita ada. Sumber dayanya melimpah, pasarnya luas, dan anak bangsa kaya inovasi. Kita yakin, Indonesia dapat berkompetisi dengan negara lain dalam hal KBLBB. Harapannya, kita bisa meningkatkan adopsi KBLBB secara massal dan menjadikan negara-negara di dunia untuk berinvestasi di industri KBLBB kita,” kata Luhut.

Seperti diketahui saat ini sudah ada empat perusahaan yang telah meneken memorandum of understanding (MoU) investasi untuk membangun ekosistem kendaraan listrik yang komprehensif di tanah air, mulai dari pembuatan baterai listrik, termasuk sel baterai, modul baterai, dan baterai; pengembangan industri kendaraan listrik roda empat, roda dua, dan bus listrik. Keempat perusahaan itu adalah Hon Hai Precision Industry Co. Ltd (Foxconn), Gogoro Inc, PT Industri Baterai Indonesia (IBC), dan PT Indika Energy Tbk. Nilai total investasi mencapai 8 miliar dollar AS atau setara Rp 114 triliun.

Baca Juga  Cara Penting Identifikasi dan Lapor Penipuan Digital

“Hilirisasi lebih lengkap bila pemerintah bisa menciptakan industri kendaraan listrik yang menggunakan hasil hilirisasi critical mineral. Adopsi massal kendaraan listrik menjadi faktor krusial dalam menciptakan dan menuju itu (industri kendaraan listrik). Jadi, adopsi massal belum berjalan dengan cepat karena masih terdapat perbedaan harga yang signifikan pada kendaraan listrik yang ramah lingkungan dibandingkan kendaraan konvensional, ini bisa menghalangi kemampuan masyarakat untuk transaksi dalam transisi kendaraan listrik,” tambah Luhut.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Masyarakat (ESDM) Rida Mulyana memaparkan, akan terjadi penghematan bila menggunakan KBLBB. Pengguna akan mampu menghemat Rp 2,77 juta per tahun (BBM maupun perawatannya, pemerintah menghemat Rp 32,7 miliar per tahun, serta penurunan 0,03 juta ton efek gas rumah kaca. Komitmen Indonesia untuk melakukan transisi energi ini juga sejalan dengan konsensus global, yakni Konferensi Perubahan Iklim Persatuan Bangsa Bangsa ke-26 (The 26th United Nations Climate Change Conference of the Parties/COP26).

Baca Juga  Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Digital di ASEAN Diproyeksi 2 Triliun Dollar AS

“Penggunaan KBLBB ini untuk mewujudkan energi bersih, kualitas udara bersih, dan ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca,” kata Rida.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *