in ,

Sri Mulyani Tagih 100 M Dollar AS dari Negara Maju

Sri Mulyani Tagih 100 M Dollar AS dari Negara Maju
Foto: Sri Mulyani

Sri Mulyani Tagih 100 M Dollar AS dari Negara Maju

Pajak.com, Paris – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menghadiri rangkaian kegiatan dalam The Paris Summit for a New Financing Pact (Paris Summit 2023) yang berlansung di Paris, 22-26 Juni 2023. Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani menagih komitmen negara maju yang akan menyumbang 100 miliar dollar AS untuk transisi energi di Indonesia.

“Langkah konkret dari negara maju sangat dibutuhkan untuk membantu pendanaan aksi iklim, termasuk melalui pemenuhan komitmen sebesar 100 miliar dollar AS per tahun yang hingga saat ini masih belum terpenuhi. Perubahan iklim tidak bisa dihadapi sendirian, sehingga dibutuhkan kerja sama global. Saat ini banyak negara berkembang memiliki keterbatasan dalam pendanaan perubahan iklim. Oleh karena itu, diperlukan dukungan sistem keuangan global, termasuk bank pembangunan multilateral dalam mengatasi kesenjangan pembiayaan (financing gap) untuk negara berkembang,” ungkap Sri Mulyani dalam keterangan tertulis yang diterima Pajak.com (26/6).

Baca Juga  Jokowi: Saham Freeport Naik 61 Persen, 80 Persen Pendapatannya Masuk ke Negara

Di sisi lain, ia memastikan Indonesia terus berupaya menghadapi tantangan implementasi Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform yang telah diluncurkan pada Presidensi G20 Indonesia tahun lalu. Sri Mulyani menegaskan, ETM Country Platform merupakan bentuk capaian dan pembelajaran bersama terutama untuk mendukung transformasi ekonomi.

“Namun, masih terdapat sejumlah tantangan dalam menjalankan transisi energi di Indonesia, di antaranya biaya pinjaman (cost of borrowing) yang masih tinggi dan kebutuhan investasi energi yang tinggi yang melibatkan sektor publik dan swasta,” ujarnya.

Sri Mulyani juga mengajak seluruh pihak untuk membahas pelbagai pendekatan yang paling efektif untuk menggerakkan investasi swasta pada bidang iklim, khususnya di negara berkembang. Indonesia berharap, pendanaan ini menjadi prioritas yang terus dibahas secara intensif sebelum pertemuan Conference of The Parties (COP) 28 pada November 2023.

Baca Juga  KADIN Optimistis Hasil Putusan MK Beri Kepastian bagi Dunia Usaha

Sebagai informasi, Paris Summit 2023 dihadiri oleh sejumlah kepala negara dari Afrika Tengah, Arab Saudi, Armenia, Barbados, Benin, Bulgaria, Comoros, Gabon, Ghana, Ghana, Kamerun, Kenya, Rep. Kepulauan Seychelles, Kongo, Kroatia, Kuba, Mauritania, Mesir, Nigeria, Pakistan, Kepulauan Seychelles, Senegal Srilanka, Timor Leste, Togo, Tunisia, Zambia. Sejumlah pimpinan lembaga internasional juga hadir, diantaranya sekretaris jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), presiden Bank Dunia (World Bank), direktur International Monetary Fund (IMF), sekretaris jenderal Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), dan sejumlah lembaga lainnya. Pertemuan Paris Summit 2023 juga dihadiri sejumlah tokoh terkemuka global dari kalangan akademisi, filantropi, maupun lembaga masyarakat sipil.

Selain menghadiri Paris Summit 2023, Sri Mulyani Indrawati juga melakukan serangkaian kegiatan pertemuan bilateral di London dan Inggris bersama para pimpinan negara. Sri Mulyani bertukar pikiran tentang pemulihan ekonomi global, transisi energi, pembiayaan iklim dan pasar karbon, hingga membahas perkembangan Keketuaan Indonesia di ASEAN.

Baca Juga  BPK Minta Pemerintah Terus Tingkatkan Kualitas APBN

“Keketuaan ASEAN tahun ini salah satu agenda prioritas Indonesia terkait ketahanan pangan dan capaian atas disepakatinya ASEAN Taxonomy for Sustainable Finance versi 2 pada bulan Maret 2023 lalu,” tambahnya.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *