in ,

Cegah Efek Tapering, Pemerintah Dorong Sektor Eksternal

Ferry menegaskan, ketahanan eksternal seperti posisi cadangan devisa menjadi salah satu poin penting untuk menahan laju pelemahan nilai tukar dan pelemahan ekonomi lebih lanjut. Merujuk data Bank Indonesia (BI), cadangan devisa RI pada akhir Juli 2021 sebesar 137,3 miliar dollar AS. Nilai itu setara dengan 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Sementara, yield SBN 10 tahun pada pertengahan Juli 2021 berada pada level 6,33 persen, rupiah pada rentang Rp 14.300- Rp 14.400 per dollar AS, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di kisaran 6.100.

“Mudah-mudahan indikator eksternal ini jadi modal juga untuk bisa mencegah potensi pembalikan yang muncul dari tapering di AS,” harap Ferry.

Baca Juga  Pemerintah dan WRI Indonesia Susun Peta Jalan Dekarbonisasi Industri Nikel

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengimbau agar para investor ritel dari dalam negeri untuk rajin menabung di perbankan, pasar saham, hingga pasar keuangan lainnya. Kehadiran investor ritel ini menurut Perry mampu memperkuat ketahanan negeri dari ketidakpastian global yang menjadi faktor eksternal keluarnya capital outflow dan berujung pada pelemahan nilai tukar rupiah.

Perry menegaskan, basis investor ritel diperlukan untuk memperkuat ketahanan negeri, ketahanan ekonomi, dan ketajaman pasar keuangan. Semakin banyak investor ritel maka akan membuat pasar keuangan kuat sehingga lebih tahan dengan global spill over (ketidakpastian) termasuk mengantisipasi tapering dari The Fed.

Ditulis oleh

Baca Juga  Wamenkominfo Soroti Urgensi Perlindungan Data Pribadi dan Privasi

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *