in ,

BSN Dukung Standardisasi Penerapan Ekonomi Sirkular dan ESG

BSN Dukung Standardisasi Penerapan Ekonomi
FOTO: BSN

BSN Dukung Standardisasi Penerapan Ekonomi Sirkular dan ESG

Pajak.com, Jakarta – Badan Standardisasi Nasional (BSN) memperkuat standardisasi untuk pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Salah satunya, dengan menggelar kegiatan Bulan Mutu Nasional (BMN) 2023. Lewat ajang ini BSN dukung standardisasi penerapan implementasi ekonomi sirkular dan Environmental, Social, Governance (ESG).

“BMN menjadi sebuah momentum bagi seluruh pemangku kepentingan untuk menciptakan dunia yang lebih baik melalui pemantapan infrastruktur mutu, seperti standardisasi dan penilaian kesesuaian (akreditasi, sertifikasi, inspeksi) serta ketertelusuran pengukuran,” jelas Kepala BSN Kukuh S Achmad dalam keterangan tertulis, dikutip Pajak.com (17/11).

Salah satu kegiatan BMN 2023, yaitu seminar nasional dengan fokus pada pembahasan standardisasi untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
BSN menitikberatkan pada pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang belum optimal dalam menghasilkan barang atau jasa, sehingga menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK).

“Berdasarkan data Climate Watch 2020, emisi GRK di Indonesia mencapai 1,48 M gigaton atau setara 3,1 persen emisi GRK global. Emisi terbesar berasal dari sektor industri dan transportasi. Pemerintah telah melakukan preservasi lingkungan, antara lain melalui implementasi ekonomi sirkular, ESG, mereduksi emisi GRK, dan sepakat mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060,” ungkap Kukuh.

Baca Juga  Presiden Jokowi Serukan Aksi Komprehensif dalam Memerangi TPPU

Seperti diketahui, Indonesia dan 74 negara lainnya telah sepakat untuk mencapai NZE pada tahun 2060 di pertemuan Climate Change Conference of the Parties (COP26). Untuk mengurangi jejak karbon, Pemerintah Indonesia berkomitmen menerapkan lima prinsip utama, yaitu, peningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT), pengurangan energi fosil, penggunaan kendaraan listrik di sektor transportasi, peningkatan pemanfaatan listrik pada rumah tangga dan industri, dan pemanfaatan Carbon Capture and Storage (CCS). Salah satu upaya mengimplementasikan lima prinsip itu adalah mendorong penerapan ESG dalam berinvestasi dan bisnis.

Dengan demikian, pemerintah berharap terjadi transformasi bisnis yang mengarah kepada implementasi ekonomi sirkular dan ESG yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dengan mempertahankan nilai produk, bahan, dan sumber daya.

“BSN mendukung kebijakan pemerintah dalam mencapai target Net Zero Emissions melalui penerapan standar dan penilaian kesesuaian ekonomi sirkular atau ESG,” tegas Kukuh.

Secara parsial, BSN mendukung Bursa Karbon Indonesia yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 29 September 2023 lalu. BSN akan memperkuat perannya demi mendorong ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan berkualitas dan berkeadilan—sesuai Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2023.

Baca Juga  Pemerintah Cabut Aturan Pembatasan Barang Bawaan Pekerja Migran

Selain seminar nasional, BMN 2023 juga menggelar kegiatan lainnya, seperti Temu Pengelola Standar Nasional Indonesia (SNI) Corner, Talkshow Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Pameran Produk SNI, Konferensi Mutu, Lokakarya UMKM, dan Penghargaan SNI Award 2023. Adapun kegiatan ini diikuti oleh 2.000 peserta dari berbagai kementerian, lembaga pemerintah, instansi swasta, pelaku usaha, asosiasi, dan akademisi seluruh Indonesia.

Pada kesempatan berbeda, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, banyak investor dan pengambil kebijakan yang mulai menyadari pentingnya mengadopsi ESG untuk melindungi bisnis dari risiko yang tak terduga di masa depan.

“Berbagai kajian empiris telah membuktikan bahwa implementasi ESG berkorelasi positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Perusahaan dengan penerapan ESG kuat akan lebih mudah memasuki pasar baru dan memperluas operasi, karena lebih banyak negara yang memudahkan penerbitan izin bagi perusahaan semacam itu. Bisnis dengan tata kelola yang baik (good governance) akan mampu menghadapi berbagai tekanan dari regulator, para aktivis lingkungan, serikat pekerja, dan sebagainya. Disamping itu, konsumen juga lebih menyukai merek produk yang menjunjung nilai-nilai baik dan ramah lingkungan,” ujar Airlangga.

Ia menganalisis, investasi bertema ESG telah mengalami tren peningkatan, seiring semakin pedulinya masyarakat terhadap isu-isu keberlanjutan. Pada tahun 2016, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat hanya satu produk ESG di pasar modal, sementara di tahun 2021 jumlahnya meningkat menjadi 15 produk dengan nilai investasi mencapai Rp 3,45 triliun.

Baca Juga  Implementasikan Prinsip ESG, AIA Luncurkan ePolicy

“Menghadapi berbagai tantangan dunia, serta di tengah upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, dibutuhkan sinergi dan kerja sama erat antara pemerintah dengan dunia usaha. Pemerintah Indonesia siap menerapkan prinsip-prinsip ESG untuk mendukung infrastruktur berkelanjutan dan tangguh, namun dibutuhkan pula peranan sektor swasta dalam mengadaptasi standar-standar kualitas SDGs (Sustainable Deveopment Goals),” pungkas Airlangga.

Baca juga:

SCG: Penerapan ESG Langkah Konkret Industri Hadapi Krisis Lingkungan https://www.pajak.com/ekonomi/scg-penerapan-esg-langkah-konkret-industri-hadapi-krisis-lingkungan/

Definisi dan Manfaat ESG bagi Perusahaan https://www.pajak.com/ekonomi/definisi-dan-manfaat-esg-bagi-perusahaan/.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *