in ,

PGE Raih Skor Tertinggi dalam Penerapan Risiko ESG

PGE Raih Skor
FOTO: IST

PGE Raih Skor Tertinggi dalam Penerapan Risiko ESG

Pajak.com, Jakarta – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) raih skor 8,4 dengan kategori negligible risk dari Sustainalytics—lembaga Environment, Social, and Governance (ESG) rating berskala global. Skor ini menjadikan PGE sebagai perusahaan utilitas yang menduduki peringkat tertinggi dalam penerapan risiko ESG di Indonesia dan posisi ke-3 pada tingkat global.

Sebagai informasi, Sustainalytics melakukan penilaian terhadap eksposur risiko ESG dari perusahaan atas kegiatan operasi dan bisnis pada industri tertentu dan seberapa baik perusahaan mengelola risiko ESG tersebut.

Direktur Utama PGE Julfi Hadi mengaku bangga atas penilaian yang diraih perseroan dari lembaga rating penerapan ESG kelas dunia. Terlebih, ini merupakan penilaian ESG perdana bagi PGE setelah menjadi perusahaan publik yang berkomitmen menerapkan aspek lingkungan (environment), sosial (social), tata kelola (governance), dan tata kelola perusahaan (corporate governance).

Baca Juga  Jokowi Resmikan Bandara Panua Pohuwato di Gorontalo

“Peringkat ini merefleksikan keunggulan dalam penerapan praktik ESG oleh PGE. Penghargaan dari Sustainalytics menunjukkan perseroan telah mengintegrasikan keberlanjutan dalam operasi bisnis. Raihan positif ini menjadi tanggung jawab yang harus terus dijaga dan ditingkatkan,” jelas Julfi dalam keterangan tertulis yang dikutip Pajak.com, (16/11).

Ia memastikan keseriusan PGE dalam aspek ESG, salah satunya melalui implementasi program di area Lahendong, Sulawesi Utara. Di sana PGE membangun Sistem Ekonomi Sirkular Mapalus Tumompaso.

“Program ini telah mengedukasi lebih dari 1.400 warga setempat melalui program Usaha Desa Wisata (SADEWI), Kelompok Usaha Bersama Mandiri dan Berdaya Maria (KUBEMADA), Usaha Ternak dengan Energi Terbarukan, dan Bank Sampah Setor Jo. Sistem Ekonomi Sirkular Mapalus Tumompaso telah memberdayakan masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan sampingan, dan meningkatkan perekonomian daerah,” ungkap Julfi.

Praktik ESG lainnya juga sudah diterapkan PGE melalui program Kamojang Green Living Ecosystem (KANG ELIE) di area Kamojang, Jawa Barat. Program ini merupakan inovasi ekosistem pemberdayaan masyarakat berwawasan lingkungan dengan tiga value utama, yaitu green lifestyle, sustainability, dan resilience.

”KANG ELIE telah berhasil meraih penghargaan Gold Champion kategori Economy Element dalam ajang Bisnis Indonesia Social Responsibility Awards (BISRA) 2023,” sebut Julfi.

Baca Juga  Jokowi dan Menlu Tiongkok Bahas 4 Isu Penting Ini

Ia menekankan, seluruh program ESG yang telah dijalankan menjadi dedikasi dari PGE untuk memajukan agenda keberlanjutan, baik di masa kini maupun masa yang akan datang.

“Kami memastikan seluruh program bertujuan untuk lebih meningkatkan kinerja ESG, memberi nilai manfaat bagi lingkungan, dan masyarakat sekitar,” pungkas Julfi.

Sekilas mengulas, PGE merupakan bagian dari Subholding Power and New Renewable Energy (PNRE) PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang eksplorasi, eksploitasi, dan produksi panas bumi. Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sekitar 80 persen dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun.

Baca Juga  Implementasikan Prinsip ESG, AIA Luncurkan ePolicy

PGE menargetkan dapat meningkatkan kapasitas panas bumi yang  terpasang dan dikelola secara langsung menjadi 1 gigawatt (GW) hingga 2024-2025—saat ini 672 megawatt (MW) kapasitas telah terpasang.

Baca juga: 

Sustainalytics: PTPN III Berhasil Kelola Risiko ESG https://www.pajak.com/ekonomi/sustainalytics-ptpn-iii-berhasil-kelola-risiko-esg/

Lima Tantangan Penyusunan “ESG Report” https://www.pajak.com/ekonomi/lima-tantangan-penyusunan-esg-report/.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *