in ,

Lima Tantangan Penyusunan “ESG Report”

Lima Tantangan Penyusunan “ESG Report”
FOTO: IST

Lima Tantangan Penyusunan “ESG Report”

Pajak.com, Jakarta – Investasi dan regulasi Environmental, Social, and Governance (ESG) kini semakin berkembang. Investor kian memerhatikan bagaimana perusahaan mengelola beragam risiko sosial dan lingkungan yang ada. Untuk itu, perusahaan dituntut menyusun dan menerbitkan ESG Report. Bahkan, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tbk atau BEI telah mewajibkan seluruh emiten menyerahkan laporan ESG sejak tahun 2022. Kendati demikian, ada beberapa tantangan yang dihadapi perusahaan dalam penyusunan/penulisan ESG Report. Apa saja tantangan tersebut? Pajak.com telah merangkum lima tantangan penyusunan ESG Report. 

Apa itu ESG?

Secara umum, ESG merupakan pedoman bagi perusahaan yang akan melakukan investasi dengan memerhatikan lingkungan, sosial, dan tata kelola. Sementara, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendefinisikan ESG sebagai salah satu parameter pelaksanaan pembangunan SDGs (Sustainable Development Goals).

Bank of America menyimpulkan bahwa ESG sebagai investasi, bukan beban biaya. ESG lahir dari kesadaran investor tentang pentingnya bisnis yang berkelanjutan. Kesadaran tersebut mendorong perusahaan untuk menempatkan ESG sebagai bagian penting dari keputusan finansial jangka panjang.

Baca Juga  Sri Mulyani Pastikan Hadir di Sidang Sengketa Pilpres

Pada 2015, Bank of America mengevaluasi kembali praktiknya dan membangun lebih banyak bisnis dengan energi terbarukan, menyesuaikan kontrak karyawannya, dan mempromosikan keragaman di perusahaan dan manajemen senior. Hasilnya, perusahaan tersebut menghasilkan 16,5 miliar dollar AS. Industri jasa keuangan memperkirakan, setidaknya 13 triliun dollar AS pertumbuhan tambahan di sektor energi terbarukan.

Apa itu “ESG Report”? 

ESG Report adalah laporan yang diterbitkan oleh perusahaan atau organisasi mengenai dampak lingkungan, sosial, dan tata kelola. Dengan ESG Report, perusahaan lebih transparan mengenai risiko dan peluang yang berpotensi dihadapinya.

Apa tantangan penyusunan “ESG Report”?

  • Kurangnya konsistensi dalam penggalian data

Konsistensi data adalah kunci dalam laporan ESG. Pentingnya memahami kerangka standar penulisan data merupakan elemen yang strategis untuk menjaga kelancaran pelaporan, peningkatan transparasi, dan kredibilitas laporan perusahaan;

  • Visualisasi data yang sulit dimengerti
Baca Juga  SMF Dorong Pembiayaan Perumahan Berkelanjutan dan Pengembangan ESG

Visualisasi data penting diperhatikan dalam laporan ESG. Hal ini bertujuan untuk menarik investor dan konsumen. Penyesuaian visual data akan meningkatkan efektivitas penyampaian konteks laporan;

  • Alokasi sumber daya yang optimal 

Tidak adanya fase post-program dan terlalu terfokus pada perencanaan awal sering mengurangi perhatian pada pelacakan hasil, sehingga dapat menjadi tantangan pembelajaran dan perbaikan di masa depan. Untuk itu, penting mengalokasikan sumber daya yang optimal;

  • Kurangnya dukungan kepemimpinan senior 

Banyak ditemukan kurangnya kesadaran direksi terhadap laporan keberlanjutan dapat berisiko pada hasil ESG Report yang tidak optimal. Peranan manajemen sangat penting untuk mengontrol proses penulisan atau penyusunan tercapai objektif. PwC mencatat, 36 persen perusahaan Indonesia telah melibatkan direksi dalam pelatihan berkelanjutan pada tahun 2022; dan

  • Kurangnya persiapan
Baca Juga  Cara Penting Identifikasi dan Lapor Penipuan Digital

Penulisan laporan ESG membutuhkan persiapan matang. Untuk itu, diperlukan adaptasi yang cepat dalam melakukan penyusunan ESG Report. 

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *