in ,

BCA Beli Unit Karbon 71.500 Ton Co2 di Bursa Karbon Indonesia

BCA Beli Unit Karbon 71.500 Ton Co2
FOTO: BCA

BCA Beli Unit Karbon 71.500 Ton Co2 di Bursa Karbon Indonesia

Pajak.com, Jakarta – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) beli unit karbon sebanyak 71.500 ton CO2 di Bursa Karbon Indonesia. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menegaskan, pembelian unit karbon ini menunjukkan komitmen BCA dalam mendukung penurunan emisi karbon.

“Selain melakukan pembelian unit karbon sebanyak 71.500 ton CO2, BCA telah menyalurkan sustainability-linked loans senilai Rp 319 miliar per September 2023. Hal ini sebagai upaya kami mendukung debitur dalam menjalankan praktik bisnis berkelanjutan. BCA berkomitmen untuk senantiasa mendukung upaya penurunan emisi karbon di Indonesia,” jelas Jahja dalam keterangan tertulis yang diterima Pajak.com, (20/10).

Ia menyebutkan, BCA telah mendapat apresiasi dari berbagai pihak atas komitmen perusahaan yang mengedepankan nilai-nilai environmental, social, governance (ESG). Salah satunya, Wisma BCA Foresta yang mewakili Indonesia pada ajang ASEAN Energy Awards 2023 dan berhasil memperoleh juara satu untuk kategori Energy Efficient Building.

Baca Juga  Jokowi dan Menlu Tiongkok Bahas 4 Isu Penting Ini

Per akhir 2022 lalu, BCA memiliki dua sasaran pembiayaan, yaitu untuk Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Untuk KUBL telah direalisasikan sebesar Rp 80,9 triliun. Ada delapan sektor yang menjadi sasaran kredit KUBL, antara lain sumber daya alam (SDA) hayati dan penggunaan lahan berkelanjutan, pengelolaan air serta limbah air, energi baru terbarukan (EBT), sampai produk eco-efficient.

Pada kesempatan berbeda, Executive Vice President (EVP) Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengungkapkan, BCA telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan, salah satunya mengalir ke sektor energi terbarukan dengan total kapasitas energi yang dihasilkan mencapai 210 Megawatt (MW), terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm), dan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg), hingga Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Sebagian besar pembiayaan untuk SDA hayati dan lahan berkelanjutan diberikan kepada pekebun sawit tersertifikasi, baik Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) maupun Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO).

Baca Juga  Jaga Ekonomi Nasional, Wamenkeu Beberkan Strategi Hadapi Konflik Timur Tengah 

Secara simultan, BCA telah memetakan sektor bisnis yang berisiko lebih tinggi terhadap kerusakan lingkungan, seperti perkebunan dan industri kelapa sawit, tambang batu bara, pembangunan jalan tol, industri kayu dan hasil hutan, serta industri semen serta besi baja dasar.

“Ke depan, prospek kredit berkelanjutan BCA cukup baik dan masih banyak peluang pembiayaan ke sektor-sektor berkelanjutan. BCA tidak membidik sektor tertentu, namun membuka kesempatan untuk pembiayaan ke seluruh sektor berkelanjutan. Komitmen BCA menjalankan bisnis berkelanjutan ini selaras dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 51 Tahun 2017 tentang Keuangan Berkelanjutan. Bagi kami, bisnis berkelanjutan akan terus jadi bagian penting dalam strategi usaha BCA,” pungkas Hera.

Baca Juga  Implementasikan Prinsip ESG, AIA Luncurkan ePolicy

Baca juga:

Bank Mandiri Beli 3.000 Ton CO2 di Bursa Karbon Indonesia https://www.pajak.com/keuangan/bank-mandiri-beli-3-000-ton-co2-di-bursa-karbon-indonesia/

Jokowi Luncurkan Bursa Karbon Indonesia, Potensi Perdagangan Rp 3.000 T https://www.pajak.com/keuangan/jokowi-luncurkan-bursa-karbon-indonesia-potensi-perdagangan-rp-3-000-t/.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *