in ,

Laba Bersih BCA Rp 11,5 T per Kuartal I-2023

Laba Bersih BCA
FOTO: IST

Laba Bersih BCA Rp 11,5 T per Kuartal I-2023

Pajak.com, Jakarta – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) membukukan laba bersih sebesar Rp 11,5 triliun hingga kuartal I-2023 atau tumbuh 43 persen dibandingkan kuartal I-2022. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, pertumbuhan didorong oleh beragam faktor, antara lain kenaikan transaksi, ekspansi volume kredit, perbaikan kualitas pinjaman, serta imbal hasil yang lebih tinggi dari penempatan dana pada obligasi negara—salah satu sumber pembiayaan pembangunan nasional.

Jahja memerinci, BCA mencatatkan pertumbuhan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) selama kuartal I-2023 sebesar Rp 18,5 triliun. Pendapatan selain bunga tumbuh 5,6 persen atau senilai Rp 6,3 triliun. Kinerja itu ditopang kenaikan pendapatan komisi sebesar 6,9 persen. Sementara, pendapatan operasional mencapai Rp 24,8 triliun atau naik 21,5 persen.

“Pertumbuhan BCA terjadi karena kenaikan pendapatan fee dan komisi selaras dengan peningkatan jumlah transaksi. Di sisi lain, secara umum, kami belum menaikkan suku bunga kredit untuk senantiasa menyediakan suku bunga yang kompetitif di pasar serta mendorong pemulihan perekonomian,” ungkapnya dalam Konferensi Pers Laporan Kinerja Keuangan BCA Kuartal I-2023 yang digelar secara virtual, (27/4).

Baca Juga  Ini 7 Ruas Tol Baru Gratis Selama Musim Mudik Lebaran 2024

Kemudian, sepanjang kuartal I-2023, kredit korporasi juga naik 11,7 persen menjadi mencapai Rp 320,5 triliun pada Maret 2023. Kredit ini masih menjadi kontributor utama bagi total kredit BCA. Hal seirama juga terjadi pada kredit komersial dan usaha mikro kecil menengah (UKM) yang meningkat 11,8 persen atau sebesar Rp 211,1 triliun.

“RPIM (rasio pembiayaan inklusif makroprudensial) tercatat sebesar 22,1 persen di atas target yang ditetapkan. Sementara itu, KPR (kredit perumahan rakyat) tumbuh 11,6 persen atau Rp 109,6 triliun dan KKB (kredit kendaraan bermotor) juga naik 15,2 persen menjadi Rp 47,9 triliun,” urai Jahja.

Selain itu, saldo outstanding kartu kredit tumbuh 16,2 persen menjadi Rp 14 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer BCA naik 12,7 persen menjadi Rp 174,5 triliun. Secara keseluruhan, total kredit BCA naik 12 persen sebesar Rp 713,8 triliun di Maret 2023.

Baca Juga  Kemenves/BKPM Terbitkan 8 Juta Nomor Induk Berusaha

“Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan naik 11,9 persen mencapai Rp 180,8 triliun di Maret 2023, berkontribusi hingga 25 persen terhadap total portofolio pembiayaan BCA. Dalam rangka mendorong perkembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, BCA telah menyalurkan kredit untuk kendaraan listrik sebesar Rp 327 miliar,” ungkap Jahja.

Di sisi lain, rasio loan at risk (LAR) turun ke 9,5 persen di kuartal I-2023, dibandingkan kuartal I-2022 sebesar 13,8 persen. Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) tercatat sebesar 1,8 persen di kuartal I-2023 atau turun dari 2,3 persen dibandingkan kuartal I-2022..

“Rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level yang baik, masing-masing sebesar 285,4 persen dan 57,9 persen. Saat ini, LCR (liquidity coverage ratio) mencapai 386,1 persen per kuartal I-2023, jauh di atas ketetapan regulator. Ekses likuiditas BCA ditempatkan pada instrumen investasi berkualitas tinggi dengan tenor yang relatif pendek,” ungkap Jahja.

Baca Juga  WIKA Harus Jadi Pionir Penerapan ESG Industri Konstruksi

Di sisi pendanaan, rasio dana murah atau current account saving account (CASA) BCA naik 5,7 persen atau mencapai Rp 843,3 triliun per Maret 2023, berkontribusi hingga 81,2 persen dari total dana pihak ketiga. Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga tumbuh 4,1 persen menjadi Rp 1.039 triliun. Menurut Tjahja, kinerja total dana pihak ketiga ini mendorong total aset BCA, sehingga naik 4,9 persen atau menjadi Rp 1.322 triliun.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *