in ,

SCG: Penerapan ESG Langkah Konkret Industri Hadapi Krisis Lingkungan 

SCG: Penerapan ESG
FOTO: Aprilia Hariani

SCG: Penerapan ESG Langkah Konkret Industri Hadapi Krisis Lingkungan 

Pajak.com, Jakarta – Siam Cement Group (SCG) berkomitmen mendukung pencapaian target Net Zero Emission (NZE) Indonesia pada 2060 dengan menerapkan prinsip environment, social, and governance (ESG) dan mendorong kolaborasi lintas sektor. Menurut President and CEO SCG Roongrote Rangsiyopash, penerapan ESG merupakan langkah konkret bagi industri untuk menghadapi krisis lingkungan yang tengah melanda seluruh dunia.

Sebagai informasi, SCG adalah konglomerat bisnis terkemuka di kawasan ASEAN yang memproduksi bahan bangunan semen, bahan kimia, dan pengemasan. Perusahaan asal Thailand ini beroperasi di Indonesia sejak tahun 1995.

“Kawasan Asia Tenggara rentan terdampak krisis lingkungan karena tingginya populasi dan pesatnya kegiatan ekonomi. Di Indonesia, isu nasional yang terjadi hari ini, meliputi krisis polusi udara, kenaikan permukaan air laut, pengelolaan limbah, dan kesenjangan ekonomi. Keberlanjutan bukan lagi pilihan, melainkan kewajiban. Sesuai peningkatan target, Indonesia memiliki pekerjaan rumah untuk mencapai nol emisi karbon pada 2060. Untuk itu, mari bersama-sama menyelaraskan langkah untuk mendukung kemajuan nasional dan menciptakan masa depan Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera,” ujar Roongrote dalam sambutannya dalam acara ESG Symposium 2023: Collaboration for Sustainable Indonesia, di Jakarta, dikutip Pajak.com (3/11).

Baca Juga  Jokowi dan Menlu Tiongkok Bahas 4 Isu Penting Ini

SCG pun mengajak kolaborasi dari seluruh pihak untuk mempercepat pencapaian target NZE, mengatasi kesenjangan sosial, serta mewujudkan pembangunan berkelanjutan melalui penerapan strategi ESG 4 Plus.

“SCG mempunyai inovasi teknologi dan berbagai inisiasi dari ketiga unit bisnis, seperti floating solar panel (panel surya terapung), solar roof, dan emisspro yang merupakan lapisan emisivitas tinggi untuk meningkatkan efisiensi termal. Selain itu, SCG menggunakan bahan bakar dan bahan baku alternatif, refuse-derived fuel, utilisasi biogas, SCGC green polymer, serta Cert+ yang merupakan verifikasi dan digitalisasi kredit karbon on-line untuk industri kehutanan,” ungkap Roongrote.

Untuk memperkuat komitmen perusahaan, SCG telah menggelar ESG Symposium 2023 bertajuk Accelerating Changes towards Low Carbon Society” di Queen Sirikit National Convention Center, Bangkok, Thailand. Beberapa hasil usulan dari symposium itu adalah Saraburi Sandbox, yaitu pengembangan kota rendah karbon pertama di Thailand. Pengembangan Saraburi Sandbox didukung oleh industri hijau, pertanian berkelanjutan, dan ekowisata. Kemudian, memasukkan ekonomi sirkular dalam agenda nasional sebagai upaya mencapai pertumbuhan ekonomi rendah karbon.

Baca Juga  PropertyGuru Indonesia Property Awards 2024 Perkenalkan Kategori Baru 

Pada kesempatan yang sama, Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Laksmi Dhewanti mengungkapkan, saat ini dunia menghadapi triple challenges, yakni perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan pencemaran lingkungan hidup.

“Konsep ESG menjadi game changer yang dapat membantu menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan, sehat, dan seimbang, serta memberikan insentif bagi perusahaan dan industri untuk lebih bertanggung jawab terhadap dampak lingkungan mereka,” ujar Laksmi.

Ia juga sepakat dengan SCG bahwa kolaborasi menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan perubahan iklim melalui penerapan ESG.

“Komitmen Indonesia, pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan merupakan modal dasar yang harus dibarengi dengan kerja keras dan kerja cerdas dalam melaksanakan aksi-aksi nyata mitigasi perubahan iklim di semua sektor,” ujar Laksmi.

Baca Juga  Presiden Jokowi Serukan Aksi Komprehensif dalam Memerangi TPPU

Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Vivi Yulaswati menambahkan, pemerintah terus berupaya menciptakan ekosistem yang mendorong investasi untuk membiayai transisi menuju ekonomi hijau.

“Pembiayaan SDGs adalah platform yang dikelola oleh Bappenas untuk mengembangkan pendanaan proyek-proyek SDGs melalui berbagai skema, seperti KPBU (kerja sama pemerintah dan badan usaha), pembiayaan campuran, pembiayaan ekuitas, dan lain-lain,” pungkas Vivi.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *