in ,

Gupto Andreantoro, “Living the Dream” Jadi Konsultan Pajak

Gupto Andreantoro
FOTO: TaxPrime

Gupto Andreantoro, “Living the Dream” Jadi Konsultan Pajak

Pajak.com, Jakarta – Sejak menempuh bangku perkuliahan di Fakultas Ilmu Administrasi Fiskal Universitas Indonesia, Gupto Andreantoro telah memiliki impian untuk berkarier menjadi seorang konsultan pajak yang kapabel. Ia melihat konsultan pajak sebagai profesi dengan cakupan bidang yang sangat luas dan relevan untuk diaplikasikan ke dalam berbagai jenis sektor bisnis. Setelah asa itu dapat diraih, Tax Compliance & Audit Supervisor TaxPrime ini terus berupaya mengasah kompetensinya agar dapat membantu lebih banyak Wajib Pajak meningkatkan kepatuhan perpajakan.

“Sekitar tahun 2013 saat saya memulai kuliah, saya sudah merasa profesi konsultan pajak memberikan kesempatan untuk terus belajar hal-hal baru. Oleh sebab itu, saya akan bekerja keras untuk dapat berkarier sebagai konsultan pajak. Saya memiliki pandangan bahwa saya merupakan individu yang tidak gampang puas dan sombong, misalnya setelah mengerjakan sesuatu, akan berpikir, ‘apa yang kurang, lalu apa yang selanjutnya bisa saya perbaiki, hal apa lagi yang perlu saya pelajari?’ Jadi, saya selalu ingin lebih baik, bukan membandingkan dengan orang lain, tetapi lebih baik dari yang saya kerjakan sebelumnya,” ujar Gupto Andreantoro kepada Pajak.com, di Ruang Rapat Kantor TaxPrime, Menara Kuningan, Jakarta Selatan, (29/2).

Kompleksitas dan keragaman bidang dalam profesi konsultan pajak itu telah menjadi magnet tersendiri bagi Gupto. Seorang konsultan pajak harus memahami beragam sektor bisnis Wajib Pajak yang didampingi, baik sektor pertambangan, keuangan, manufaktur, dan lain sebagainya.

Baca Juga  57 Wajib Pajak Patuh dan Berkontribusi Besar Terima Penghargaan dari Kanwil DJP Jaksus

“Waktu kuliah saya sudah sedikit mengetahui kalau konsultan pajak itu setiap hari menghadapi hal baru, dan sedikit banyak benar prediksi saya dulu. Setiap hari menghadapi sengketa baru, menghadapi Wajib Pajak, terkadang menghadapi pegawai pajak yang baru, dan hal-hal lainnya yang menuntut kita untuk terus belajar sehingga memotivasi kita untuk melakukan yang terbaik. Apalagi kita berhasil mempelajari hal baru dan ternyata itu berdampak positif bagi Wajib Pajak dan perusahaan. Bagi saya, menjadi konsultan pajak membuat saya tidak pernah merasa bosan dalam bekerja dibandingkan jika saya hanya bekerja di suatu perusahaan dengan bisnis yang sama dan transaksi yang monoton,” ungkapnya

Dengan keteguhan hati dan konsistensinya, Gupto yakin profesi konsultan pajak sesuai dengan minat dan bakatnya. Keyakinannya itu semakin kukuh ketika ia melabuhkan karier pertamanya di TaxPrime sekitar tahun 2018.

“Saya merasa kunci kesuksesan TaxPrime sebagai perusahaan konsultan pajak yang berkembang pesat adalah bagaimana TaxPrime memberikan banyak ruang kepada pegawainya untuk terus belajar, tidak hanya yang berkaitan dengan perpajakan atau hukum, tetapi ada juga kelas-kelas, seminar, pelatihan untuk meningkatkan skill berkomunikasi dengan stakeholders. Bahkan, TaxPrime juga memberikan beasiswa untuk pegawai melanjutkan pendidikan formal lanjutan. Di samping itu, TaxPrime berupaya menciptakan suasana yang nyaman, rotasi jabatan yang adil, sehingga menciptakan tim yang solid,” ujarnya.

Baca Juga  Airlangga: Pemerintah Lanjutkan Pembahasan Kenaikan PPN 12 Persen

Gupto pun terus berusaha meningkatkan kompetensinya dengan menyelesaikan pendidikan magister manajemen perpajakan di Institut Ilmu Sosial dan Manajemen (Institut STIAMI). Ia percaya bahwa pendidikan adalah fondasi utama kesuksesan dalam dunia konsultan pajak. Secara simultan, kemampuan berkomunikasi dengan efektif juga menjadi pilar yang penting untuk dikuasai oleh konsultan pajak, terutama dalam menghadapi Wajib Pajak atau otoritas perpajakan.

“Karena ketika berbicara dengan DJP (Direktorat Jenderal Pajak) secara tidak baik atau arogan, maka akan berpengaruh terhadap bagaimana kita menyelesaikan suatu sengketa pajak. Komunikasi dengan DJP sangat tergantung pada setiap masing-masing pegawainya, ada yang sangat terbuka dan mau mendengarkan penjelasan, ada juga yang mungkin bersikap sebaliknya. Namun, kita harus selalu berusaha untuk memahaminya dengan menjaga komunikasi yang baik, berupaya menjelaskan, dan tetap menjaga integritas kita sebagai seorang konsultan pajak,” ujarnya.

Menurut Gupto, kepiawaian menguasai seni komunikasi semakin dibutuhkan dalam menyikapi reformasi perpajakan yang tengah dilakukan oleh DJP, khususnya dalam menciptakan cooperatif compliance. Di sisi lain, kemampuan berkomunikasi juga perlu diperkuat dengan kompetensi dan integritas konsultan pajak untuk menegakkan aturan perpajakan.

“Biasanya dalam menyelesaikan sengketa pajak, kita akan menilai apakah alasan DJP melakukan pemeriksaan, misalnya, itu didasari dengan alasan atau aturan yang kuat? Apabila memang dilandasi dengan aturan yang kuat, kita akan setuju. Dan, kita akan menyampaikan ke Wajib Pajak bahwa memang hal ini sudah diatur. Kecuali, ada grey area atau tidak didasari dengan aturan yang kuat, kita akan fight dengan mengkomunikasikan dengan DJP, atau melanjutkan ke langkah sengketa yang lebih tinggi. Misalkan, saat pemeriksaan kita ajukan ke keberatan, banding, atau peninjauan kembali,” ungkapnya.

Baca Juga  6 Metode Penetapan Nilai Pabean

Begitu pula saat menerapkan strategi tax planning. Gupto menegaskan penting bagi Wajib Pajak memerhatikan aspek perundang-undangan perpajakan dalam tax planning. 

“Tax planning harus dilakukan dengan menggunakan strategi dan cara-cara yang dengan jelas telah diatur dalam peraturan-peraturan perpajakan, sehingga tidak akan berpotensi menimbulkan sengketa antara Wajib Pajak dan otoritas perpajakan. Maka, penting bagi konsultan pajak, sebagai advisor Wajib Pajak harus lebih memahami peraturan secara utuh, baik aturan perpajakan, hukum bisnis, dan banyak aspek lainnya,” ujar Gupto.

Ke depan, ia pun bertekad untuk terus memperluas cakrawala pengetahuannya seraya meraih beragam sertifikasi profesi yang dapat menunjang kariernya sebagai konsultan pajak.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *