Pendapatan BUMN Rp 2.295 T, Dividen Disetor Rp 39,7 T
Pajak.com, Bali – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan, pendapatan BUMN naik 18,8 persen menjadi 160 miliar dollar AS atau sekitar Rp 2.295 triliun pada 2021. Keuntungan konsolidasi BUMN pun melonjak sebesar 838 persen dari Rp 13 triliun pada 2020 menjadi Rp 124,7 triliun di tahun lalu.
Atas kinerja itu, kontribusi BUMN berupa dividen mencapai Rp 39,7 triliun tahun 2021 atau lebih tinggi Rp 3 triliun dari tahun sebelumnya. Di tahun 2022, Kementerian BUMN menargetkan mampu menyetorkan dividen sebesar Rp 43 triliun hingga Rp 45 triliun.
Sekilas mengulas, apa itu dividen? Dividen adalah bagian laba atau keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Dalam konteks BUMN, dividen merupakan bagian pemerintah atas laba BUMN dan perseroan terbatas lainnya. Dividen BUMN ini termasuk dalam Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang dikelola oleh Dirjen Anggaran (DJA) Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
“Pemerintah sedang butuh uang, kita (BUMN) harus kontribusi lebih banyak pemasok ke pemerintah. Karena pemerintah akan membuat banyak program bagi masyarakat, maka itu saya bilang, ini sangat penting untuk membuat BUMN menjadi sehat. Saya sangat bersyukur bahwa kerja keras kami selama tiga tahun terakhir membuahkan hasil yang signifikan, di mana kinerja BUMN pada tahun 2021 menghasilkan peningkatan yang signifikan. Dari situ kita bisa melihat hasilnya, BUMN bisa membuat nilai lebih bagi masyarakat dan memberikan pendapatan ke pemerintah lebih besar lewat dividen,” kata Erick Thohir dalam acara SOE Conference di Nusa Dua, Bali, yang juga disiarkan secara virtual, (17/10).
Ia meyakini, pencapaian yang kian gemilang itu berkat transformasi yang telah dilakukan oleh Kementerian BUMN. Salah satunya, jumlah perusahaan pelat merah yang sudah jauh berkurang dari sebelumnya, yaitu dari 108 perusahaan menjadi 41 BUMN.
Secara simultan, BUMN yang memberikan dividen kepada pemerintah juga meningkat, dari 11 BUMN menjadi 20 BUMN. Transformasi BUMN juga berhasil meningkatkan total aset menjadi Rp 8.978 triliun pada 2021 atau setara 53 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
“Transformasi BUMN yang dilakukan baru mencapai 80 persen dari target yang ditetapkan. Kita harus meneruskan transformasi BUMN sampai akhir tahun. Kami juga terima kasih juga ke DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), khususnya komisi VI dan VII yang mendorong transformasi ini bisa bertahan sampai 10 tahun ke depan. Kalau dibandingkan dengan transformasi BUMN di berbagai negara, itu butuh 5 tahun lebih,” ujar Erick.
Ia menyebut, transformasi BUMN lainnya diejawantahkan melalui peningkatan kapasitas dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Kepemimpinan perempuan maupun kepemimpinan muda pada BUMN telah menunjukkan kemajuan yang positif. Pada 2021, kepemimpinan perempuan di jajaran direksi telah tercapai 15 persen dan kepemimpinan muda sudah mencapai 5 persen.
“Oleh karena itu, kami bercita-cita untuk mencapai target kepemimpinan perempuan 25 persen dan pemimpin muda 10 persen pada 2023. Tentu transformasi ini akan kami terus lakukan agar BUMN dapat semakin memberikan kontribusi yang maksimal untuk Indonesia dan menjadi pemain global,” jelas Erick.
Ia menilai, pelbagai hasil transformasi ini menunjukkan bahwa program dilakukan sesuai dengan rencana dan telah berada di jalur yang benar. Upaya ini perlu dilanjutkan agar BUMN dapat menjalankan perannya sebagai value creator dan agent of development secara lebih optimal.
“BUMN harus memberikan manfaat nyata bagi negara dan masyarakat. Untuk pertama kalinya juga pada periode kepemimpinan saat ini, Kementerian BUMN menerbitkan laporan keuangan konsolidasian yang menjadi langkah awal menuju penerapan good corporate governance yang lebih baik,” ungkap Erick.
Pada kesempatan yang sama, Perdana Menteri Inggris Tony Blair periode 1997-2007 menekankan pentingnya peran BUMN bagi sebuah negara. Jika BUMN mempunyai kinerja yang buruk, maka dapat dikatakan negara itu tidak akan berhasil. Sebaliknya, bila BUMN kinerjanya bagus, negara akan berhasil.
“Untuk mencapai keberhasilan, penting bagi BUMN melakukan pembangunan infrastruktur untuk memberikan kesempatan atau lapangan kerja bagi lebih banyak orang untuk maju. Dibutuhkan juga pendidikan agar tercapai kesetaraan di antara masyarakat untuk berpartisipasi dalam ekonomi dan dapat mengakses keuntungan dari revolusi teknologi. Indonesia di masing-masing bidang tersebut memiliki tantangan tersendiri, tetapi Indonesia telah membuat kemajuan besar dan berpotensi menjadi pemimpin di banyak bidang karena ukuran populasi dan sumber dayanya,” ujar Blair.
Comments