in ,

Strategi Investasi Kripto di Tengah Tren “Bear Market”

Lakukan “short selling”

Adytia menyarankan, investor juga bisa menerapkan strategi short selling saat harga aset kripto turun. Short positioning ini akan menguntungkan saat nilai aset tertentu mengalami penurunan. Namun demikian, investor perlu mempelajari dahulu teknis short selling, karena dibutuhkan prediksi yang tepat atas pergerakan harga kripto.

Menurut Adytia, saat bear market dan aktivitas transaksi menurun, investor bisa memanfaatkan waktu untuk melakukan riset. Pelajari kembali berbagai jenis aset kripto yang saat ini tersedia di pasar atau mencari lebih banyak strategi investasi untuk mengurangi risiko kerugian di masa mendatang.

“Jadi, pastikan investor lakukan analisis mengapa harga turun, dan gali lebih dalam alasannya. Dan tidak lupa untuk melakukan diversifikasi investasi di berbagai aset kripto, jangan fokus pada jenis-jenis kripto tertentu saja,” pungkas Adytia.

Baca Juga  Investasi Berbasis Syariah, Kenali Definisi dan Jenis Sukuk

Diversifikasi aset

Selain itu, penting juga investor melakukan diversifikasi jenis aset dan jangka waktu investasi. Diversifikasi portofolio investor penting di pasar mana pun, dan menjadi sangat penting selama bear market. Sejauh menyangkut kripto, banyak milenial melihatnya sebagai pilihan bagus untuk diversifikasi. Bahkan, 20 persen investor melihat kripto sebagai pelindung terhadap kehilangan aset tradisional. Selain itu, pilih campuran jenis investasi, pertimbangkan juga untuk menempatkan setidaknya beberapa persen dari portofolio yang dimiliki dalam investasi jangka pendek dengan return of investment (ROI) tinggi.

Sementara itu, VP Growth Tokocrypto Cenmi Mulyanto menyampaikan, meskipun kripto tengah dalam fase bearish, industri aset kripto di Indonesia masih memiliki potensi yang cukup besar. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat hingga April 2022, transaksi aset kripto sudah mencapai Rp 160 triliun. Meski, angka itu jauh lebih kecil dibanding tahun lalu, lantaran beberapa nilai aset kripto mengalami penurunan. Adapun, jumlah investor aset kripto kini mencapai 13,04 juta investor, jauh lebih besar dibandingkan investor saham. Sementara, jumlah pedagang aset kripto yang resmi terdaftar di Bappebti sudah mencapai 25 perusahaan, tumbuh dari 11 perusahaan di penghujung tahun 2021 lalu.

Baca Juga  Insight Investments: Tren Anak Muda Pilih Investasi Reksa Dana Berbasis ESG

“Prospek ke depan, industri kripto masih menjanjikan dan akan terus tumbuh, bersamaan dengan adopsi teknologi blockchain yang semakin luas. Kripto nantinya tidak akan dilihat lagi sebagai instrumen investasi, namun sebagai backbone ekosistem yang bisa menyelimuti banyak sektor,” kata Cenmi.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *