in ,

Jokowi Tinjau Smelter Grade Alumina Refinery untuk Hilirisasi Bauksit

Jokowi Tinjau Smelter Grade Alumina Refinery
FOTO: Setkab RI

Jokowi Tinjau Smelter Grade Alumina Refinery untuk Hilirisasi Bauksit

Pajak.com, Kalimantan Barat – Presiden Joko Widodo (Jokowi) tinjau langsung ke Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Jokowi menegaskan pentingnya pembangunan smelter untuk hilirisasi bauksit. Hal ini merupakan langkah lanjutan setelah pembangunan smelter nikel dalam agenda besar hilirisasi Indonesia.

Sekilas mengulas, SGAR merupakan bagian dari aksi korporasi INALUM dalam menciptakan ekosistem industri aluminum yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. Proyek SGAR merupakan akan menghubungkan rantai pasokan antara mineral bijih bauksit dengan pabrik peleburan alumunium. SGAR diproyeksi mampu memproduksi 1 juta ton alumina per tahun—dengan bahan baku 3,3 juta ton bauksit per tahun. Proyek yang terbagi ke dalam fase I dan II ini bernilai investasi sekitar 1,7 miliar dollar AS atau sekitar Rp 26,69 triliun (kurs Rp 15.700).

“Kita masuk ke bauksit, karena biji bauksit yang paling banyak itu memang berada di Provinsi Kalimantan Barat. Tujuan utama dari proyek ini adalah untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor alumina,” ungkap Jokowi dalam sambutannya, dikutip Pajak.com, (21/3).

Ia pun menyebut bahwa nantinya alumina yang diproduksi di SGAR akan dikirim ke Kuala Tanjung untuk diolah menjadi aluminium.

“Saya kira ini akan menjadi substitusi impor sehingga devisa kita tidak keluar, bisa menyimpan devisa lebih banyak lagi. Kita berharap proyek SGAR dapat selesai pada Juni 2024 mendatang dan akan beroperasi penuh pada awal tahun 2025,” ujar Jokowi.

Baca Juga  InkubatorX: Riset Akselerasi Pengembangan Hilirisasi

Ia menekankan bahwa bahwa visi integrasi industri ini akan berkorelasi dengan sektor lainnya, seperti pembuatan komponen kendaraan listrik yang akan melibatkan bahan baku nikel dan tembaga.

“Ini adalah pekerjaan besar, ekosistem besar yang mau kita bangun ini. Body-nya mungkin dari aluminium, kemudian EV (electric vehicle) battery-nya dari nikel masuk. Untuk tembaganya ada komponen-komponen yang lain, kabel, dan lain-lain jadi satu terintegrasi,” ungkap Jokowi.

Untuk itu, dilakukan percepatan pembangunan smelter ini sebagai bagian dari realisasi rencana yang sudah berjalan.

“Nikel dan tembaga sebagai komponen yang juga sedang dikembangkan. Itu yang kita harapkan sehingga semuanya efisien, barangnya kompetitif, bisa bersaing dengan barang-barang dari negara lain. Goal-nya ke sana,” pungkas Jokowi.

Turut mendampingi Jokowi dalam peninjauan ini adalah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Pj. Gubernur Kalimantan Barat Harisson, dan Bupati Mempawah Erlina Nosran.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *