in ,

Bahlil: Hilirisasi Tingkatkan Investasi Industri 90,7 Persen

Di sisi lain, ia meminta kepada sektor perbankan untuk memberi dukungan pendanaan bagi investor yang akan membangun pabrik di sektor industri hilirisasi.

“Investor dalam negeri ini rata-rata kurang mendapatkan support dari perbankan khususnya permodalan-permodalan dalam membangun pabriknya. Di sisi lain, pemerintah telah berupaya mengutamakan insentif kepada investor yang menanamkan modalnya untuk melakukan hilirisasi. Maka, kita lihat industri logam dasar dari 2019 berada di urutan nomor 4, sekarang di 2020 naik nomor 3, dan 2021 menjadi nomor 1. Naik hingga 90 persen. Di 2019, nilai investasi industril logam dasar hanya Rp 61 triliun, sekarang naik menjadi Rp 117,5 triliun,” ungkap Bahlil.

Baca Juga  Zakat Fitrah: Besaran dan Cara Bayar Lewat Aplikasi BCA

Ia juga mengungkap, Indonesia akan menyuarakan agenda hilirisasi dalam Presidensi G20. Menurut Bahlil, Indonesia merupakan satu-satunya negara di dunia yang sedang mendorong hilirisasi di berbagai sektor, sehingga diharapkan akan semakin menarik investor.

“Hilirisasi di sektor apa? Batu bara untuk menuju kepada DME (dimethyl ether) dan methanol. Kemudian nikel menuju kepada baterai, copper (tembaga) harus ada sampai dengan minimal 70 persen nilai tambahnya. Kita memperkirakan akan memboyong investasi Rp 250 triliun dalam TWIIG (Forum Trade, Investment and Industri Working Group) pada momen presidensi G20 tahun 2022. Ini angka kasar ya, bukan angka pasti, minimal Rp 200 triliun—Rp 250 triliun bisa kita jadikan target, tetapi detailnya lagi kita susun,” ungkap Bahlil.

Baca Juga  Definisi dan Keuntungan Reksa Dana Penyertaan Terbatas

 

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *