in ,

Pramasaleh Utomo: TelkomMetra Wujudkan Transformasi Digital Indonesia

Pramasaleh Utomo
FOTO: Hanny Alifia Dasya Siregar 

Pramasaleh Utomo: TelkomMetra Wujudkan Transformasi Digital Indonesia

Pajak.com, Jakarta – Lebih dari 26 tahun PT Multimedia Nusantara (TelkomMetra) senantiasa bertransformasi membangun sistem digitalisasi di tanah air. Di bawah nakhoda President Director TelkomMetra Pramasaleh Hario Utomo, TelkomMetra kian memperkuat perannya untuk menjalankan strategi five bold move(lima perubahan besar) yang diinisiasi oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau TelkomGroup untuk menangkap value dari beragam business lines. Apa saja strategi TelkomMetra dalam mewujudkan transformasi digital Indonesia dan menyelaraskannya dengan kinerja perusahaan? Secara eksklusif dan komprehensif, Pramasaleh Utomo menguraikannya kepada Pajak.comdi ruangannya, pada (22/8).

Ia menuturkan, strategi five bold moves TelkomGroup telah memicu TelkomMetra untuk melakukan pengelolaan portfolio secara lebih pruden. Langkah ini juga seirama dengan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RPJPP) 2023-2025 TelkomGroup yang bertajuk ‘Menyelaraskan portofolio dan memperkuat struktur finansial’.

“Untuk mewujudkan visi dan misi TelkomGroup, peran TelkomMetra sebagai strategic holding, perlu didukung oleh struktur finansial yang kuat sehingga dapat melaksanakan fungsi portofolio dan investment management secara lebih prudent. Beberapa hal yang menjadi fokus dalam memperkuat struktur finansial adalah menjaga kesehatan cash flow, rasio keuangan yang stabil sesuai standar industri bahkan lebih baik, serta tight finance,” ujar Pramasaleh Utomo.

FOTO: Hanny Alifia Dasya Siregar 

Ia menekankan, perubahan adalah keniscayaaan bagi TelkomGroup. Oleh karena itu, TelkomMetra men-support five bold moves dengan melakukan spin-off terhadap beberapa subsidiary yang dimilikinya, antara lain PT Sigma Cipta Caraka (Sigma) dan Metranet.

Pada tahun 2022, TelkomMetra melakukan spin-off Sigma, yaitu salah satu perusahaan penyedia layanan dan solusi berbasis information and communication technology (ICT) dengan lebih dari 450 klien dari berbagai industri, seperti perbankan, telekomunikasi, energi, transportasi, manufaktur, dan lainnya. Sigma sendiri melakukan spin-off business data center menjadi perusahaan yang bernama Telkom Data Ecosystem. Berkat aksi korporasi ini, Sigma melakukan pengelolaan data center seluruh TelkomGroup, termasuk seluruh aset perseroan yang ada di regional dan internasional.

Sebelumnya pada tahun 2021, TelkomMetra juga melakukan spin-off Metranet, yakni perusahaan yang bergerak di bidang aplikasi digital. Pramasaleh mengatakan, saat ini Metranet langsung berada di bawah pengawasan TelkomGroup dan menjalankan business to consumer (B2C) digital.

Telkom memberikan mandat kepada TelkomMetra untuk menjadi vehicle yang fokus pada pengelolaan dan pengembangan digital portfolio, khususnya untuk tiga pilar bisnis, yakni business to business (B2B) digital health, digital business process outsourcing (BPO) atau self service operations, dan digital media sekaligus meningkatkan value creation melalui perannya sebagai investment arms Telkom untuk business line lainnya yang relevan,” ujar Pramasaleh Utomo.

Baca Juga  PropertyGuru Indonesia Property Awards 2024 Perkenalkan Kategori Baru 

SBU Digital Tax 

Untuk menjalankan mandat tersebut, TelkomMetra memperkuat strategic business unit (SBU) yang bergerak sebagai ICT hub in tax ecosystem, yaitu SBU Digital Tax yang dirintis sejak tahun 2019. SBU Digital Tax ini dibentuk atas kebutuhan Wajib Pajak akan digitalisasi perpajakan, memfasilitasi Wajib Pajak dengan infrastruktur ICT yang mumpuni untuk menjalankan proses perpajakan, serta fokus dalam memberikan layanan perpajakan digital agar Wajib Pajak dapat dengan mudah melakukan proses perpajakan.

“Transformasi digital perpajakan di Indonesia telah berjalan cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir. TelkomMetra melalui SBU Digital Tax sudah melakukan banyak transformasi digital dalam perpajakan, sekaligus edukasi terkait manfaat dalam melakukan digitalisasi perpajakan secara keseluruhan. Maka, SBU Digital Tax dikenal sebagai ICT digital ecosystem tax hub, menghubungkan antara Wajib Pajak dengan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) supaya transaksi perpajakan asyik,” ungkap Pramasaleh Utomo.

Adapun fokus SBU Digital Tax adalah memiliki pengelolaan perpajakan digital secara keseluruhan, mulai dari daftar, hitung, bayar, dan lapor. Dengan begitu, mengeliminir proses manual perpajakan, menjadi proses yang terotomatisasi, sehingga memudahkan proses perpajakan secara keseluruhan. Sehingga SBU Digital Tax dapat menekan cost of compliance dalam perpajakan, serta meningkatkan kepatuhan dan transparansi perpajakan.

“SBU Digital Tax dirintis sejak tahun 2019, kita masih meneropong bagaimana model bisnisnya. Kemudian, pada tahun 2021 kita sudah melihat market-nya, ada bisnis modelnya, dan kemampuan perkembangan produknya. Maka, di tahun 2021 kita putuskan untuk meningkatkan kapabilitas dan kapasitasnya. SBU Digital Tax mulai dari produknya, bahkan portofolionya kami tambahkan. Akhirnya, SBU Digital Tax punya host to host, vendor due diligence. Intinya, SBU Digital Tax bisa memvalidasi NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dengan NIK (Nomor Induk Kependudukan)—itu service tambahan yang diberikan,” ungkap Pramasaleh Utomo.

Menurutnya, layanan yang tengah hype dari SBU Digital Tax saat ini, meliputi vendor due diligence (VDD), penyediaan electronic know your customer (eKYC) dalam validasi NPWP. Selama dua tahun, VDD SBU Digital Tax digunakan oleh procurement department dari beberapa Wajib Pajak. Layanan ini sudah menghasilkan sekitar 400 ribu hit per tahunnya untuk melakukan checking dan validasi NPWP lawan transaksi.

Pramasaleh memastikan, SBU Digital Tax akan terus meningkatkan penggunaan teknologi digital yang aman serta reliable dalam proses bisnis. SBU Digital Tax menawarkan layanan infrastruktur perpajakan yang terkoneksi langsung dengan DJP, sehingga proses perpajakan dapat dilakukan dengan seamless.

“SBU Digital Tax membangun sistem perpajakan yang dapat di integrasikan, seperti teknologi API services dalam layanan modular tax SBU Digital Tax. Serta melakukan sosialiasi serta penyuluhan kepada Wajib Pajak tentang digitalisasi perpajakan, sebagai bentuk pengabdian TelkomMetra kepada negara. Bersama dengan DJP, kami melakukan sosialisasi peraturan perpajakan secara berkesinambungan. Karena kami meyakini, dalam transformasi digital ada istilah PPT (people, process, dan technology). People yang utama. Jadi, saat melakukan diskusi dengan klien, kami enggak semata-mata menjual layanan tapi melakukan edukasi,” ujar Pramasaleh.

Baca Juga  Implementasikan Prinsip ESG, AIA Luncurkan ePolicy

Adapun nilai tambah SBU Digital Tax, antara lain penyedia solusi all-in-one, aplikasi dan infrastuktur dengan OPEX model; proven integrasi dengan berbagai sistem enterprise resource planning (ERP), seperti SAP, Oracle, MsDynamic; Dukungan Customer Service dengan waktu extra selama periode pelaporan perpajakan.

Dengan beragam upaya peningkatan kapabilitas dan kapasitasnya, SBU Digital Tax kini telah mampu membantu mengintegrasikan data perpajakan pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), anak perusahaan BUMN, serta perusahaan korporasi, dan swasta. Secara industri, yang sudah di layani, seperti industri telekomunikasi, fertilizer, tambang, oil and gas, energi, konstruksi, forestry, aviasi/penerbangan, farmasi, otomotif, dan sebagainya.

“Sudah sekitar 60 perusahaan merasakan teknologi terkini digitalisasi perpajakan,” tambah Pramasaleh.

Untuk memperluas jangkauan layanan, SBU Digital Tax tengah memperkuat sinergi dengan Pasar Digital (PaDi) Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)—sebuah platform hasil besutan TelkomGroup.

“Kami juga belajar bagaimana ngurusin UMKM. Karena kami akan melayani UMKM dengan dinamika yang tinggi dan berbeda dibandingkan dengan BUMN atau swasta,” kata Pramasaleh.

e-Meterai

Tak berhenti sampai di situ, pada tahun 2022, SBU Digital Tax menambah portofolio meterai digital atau e-Meterai sebagai salah satu produk dari ekosistem perpajakan. Layanan ini tentu bersinergi dengan PERURI—sebagai pihak yang dimandatkan oleh DJP dalam menyediakan meterai.

“TelkomMetra memilih e-Meterai sebagai salah satu tax ecosystem yang sudah ada, karena efisiensi yang dapat dihasilkan dari layanan ini, dimana memiliki impact besar terhadap efisiensi dokumen digital. Beberapa kelebihan portofolio e-Meterai, yakni dapat di beli secara digital, sehingga lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan meterai fisik, yang harus di proses secara manual. Melalui e-Meterai, konsumen lebih aman dan transparan karena dilindungi oleh sistem keamanan terkini secara digital, dapat dilacak penggunaannya, dan dapat menghilangkan risiko pemalsuan meterai. Tentunya, ini ramah lingkungan—tidak menggunakan kertas,” urai Pramasaleh.

Selain itu, keunggulan e-Meterai yang sudah dimiliki TelkomMetra, meliputi dapat digunakan baik untuk retail atau enterprise, inventory e-Meterai langsung di manage oleh user-nya, lalu dapat digunakan oleh banyak user/departemen dalam satu perusahaan, pembubuhan meterai digital dapat dilakukan secara satuan maupun bulk stamping, service level agreement/service level guarantee (SLA/SLG) yang terukur, serta support service secara real time chat.

Tak hanya itu, keutamaan e-Meterai adalah mempunyai dashboard inventory, pembubuhan, process workflow (paralel dan sirkuler), sehingga memudahkan pengguna retail maupun enterprise dalam memantau kuota e-Meterai. Kedepannya, e-Meterai diharapkan dapat mengurangi/mensubstitusi meterai fisik, dan menjadi salah satu parameter legalitas dokumen digital yang digunakan oleh semua badan usaha atau pun non-profit. Secara simultan, juga mengefisienkan administrasi perpajakan dalam pertukaran dokumen transaksi, seperti invoice atau kuitansi.

Baca Juga  Mempelajari Teknik Presentasi Memukau ala Steve Jobs

“Kami sedang mengintegrasikan ekosistem dari anak perusahaan TelkomMetra, sehingga menghasilkan produk yang benar-benar bersinergi. Contohnya, kami punya perusahaan administrasi untuk asuransi kesehatan, namanya AdMedika, Mereka melayani semua administrasi, mulai dari klaim, pembayaran, untuk semua asuransi di Indonesia. AdMedika 85 persen lebih market share-nya di Indonesia dan terkoneksi ke lebih dari 2.000 rumah sakit yang ada di Indonesia, termasuk klinik dan lainnya. Semua ini memerlukan transaksional yang cepat dan terdigitalisasi, termasuk e-Meterai, termasuk tanda tangan digitalnya,” ungkap Pramasaleh.

Hingga muaranya, ia berharap, SBU Digital Tax mampu melakukan spin-off menjadi unit yang lebih mandiri atau bergabung dengan perusahaan TelkomGroup lain.

“TelkomMetra memperkuat valuasinya secara keseluruhan. Jadi, kita menyelaraskan portofolio dan memperkuat struktur finansial. Kita ingin memiliki perusahaan-perusahaan yang sehat semua, sekarang subsidiary TelkomMetra itu bukan berarti tidak sehat, tapi profitabilitasnya masih bisa ditingkatkan untuk keep-up dengan pertumbuhan industri,” ujar Pramasaleh.

Secara parsial, TelkomMetra juga mengapresiasi dan mendukung transformasi digital yang dibangun oleh DJP[FA3] berupa Pembaruan Sistem Inti Administrasi Perpajakan (PSIAP) atau core tax. Menurutnya, DJP merupakan salah satu mitra TelkomMetra yang memiliki semangat serentak dalam mendukung transformasi digital pelayanan perpajakan.  

“Sistem core tax yang baru, harapan kami tentu lebih transparan, user experience lebih baik, lebih mudah, lebih memudahkan Wajib Pajak lagi, sehingga pelayanan kepada Wajib Pajak juga lebih baik. Transformasi digital perpajakan akhirnya demi mendorong orang meningkatkan kepatuhan terhadap pajaknya dan tentunya penerimaan pajak untuk pembangunan negara,” pungkas  Pramasaleh.

Baca juga:

https://www.pajak.com/ekonomi/telkom-targetkan-nilai-transaksi-padi-umkm-rp-115-t/

https://www.pajak.com/tokoh/dirut-telkom-ririek-adriansyah-jati-diri-dan-bertransformasi/

https://www.pajak.com/ekonomi/telkom-optimalkan-potensi-ekonomi-digital/

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *