in ,

ICDX Fasilitasi Perdagangan Sertifikat Energi Terbarukan

ICDX Fasilitasi Perdagangan Sertifikat
 Foto: ICDX Group

ICDX Fasilitasi Perdagangan Sertifikat Energi Terbarukan

Pajak.com, Jakarta – Indonesia Commodity dan Derivatives Exchange Group (ICDX Group) melalui entitasnya Indonesia Climate Exchange (ICX) secara resmi fasilitasi perdagangan perdana Sertifikat Energi Terbarukan atau Renewable Energy Certificate (REC). Perdagangan REC ini bersumber dari pembangkit listrik tenaga panas bumi dan pembangkit listrik tenaga mikrohidro.

Sekilas mengulas, REC merupakan sertifikat yang membuktikan bahwa produksi tenaga listrik per megawatt hour (MWh) berasal dari pembangkit listrik non-fosil, seperti pembangkit tenaga air, tenaga angin, tenaga surya, panas bumi ataupun pembangkit berbasis bioenergi. REC mulai dikenal pada tahun 2014 dan semakin populer karena gerakan RE100 oleh sekumpulan perusahaan besar dunia yang menargetkan konsumsi 100 persen listrik berasal dari energi terbarukan. Tahun 2030, RE100 menargetkan porsi energi terbarukan (60 persen), tahun 2040 (90 persen), dan tahun 2050 (100 persen).

CEO ICDX Group Nursalam mengatakan, perdagangan REC yang dilakukan di ICX dapat menjadi solusi dan memberikan insentif ekonomi kepada para pelaku pasar maupun investor energi terbarukan. Transaksi REC tercatat sejumlah 1,050 MWh dengan harga pembukaan lelang Rp 35.000 dan penutupan lelang sebesar Rp 38.000 atau naik 8,57 persen.

Baca Juga  Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Digital di ASEAN Diproyeksi 2 Triliun Dollar AS

Menurutnya, perdagangan ini menjadi sebuah bukti bahwa pelaku pasar dapat memperdagangkan instrumen iklim berbasis pasar melalui platform yang efektif, efisien, dan terbuka. Antusiasme terbukti juga dari harga penutupan lelang yang semakin tinggi karena didorong oleh permintaan yang meningkat.

“Dengan menggunakan platform di ICX, pelaku industri akan diberikan kemudahan dalam hal akses pasar, serta perdagangan yang akuntabel dan transparan. Hal ini tentunya membuka ruang bagi korporasi untuk dapat melakukan transisi menuju operasional rendah karbon. ICDX Group akan terus mendorong upaya dekarbonisasi melalui demokratisasi perdagangan karbon. Harapan kami, tentunya apa yang telah kami jalankan ini, bisa direplikasi untuk instrumen iklim lainnya, seperti perdagangan karbon dengan skala yang lebih luas,” jelas Nursalam dalam keterangan tertulis yang diterima Pajak.com, (24/5).

Baca Juga  Empat Langkah Menuju Gaya Hidup Berkelanjutan untuk Pemula

Ia mengapresiasi kepada pihak yang telah berpartisipasi pada program dekarbonisasi melalui perdagangan REC. Hal ini menunjukkan bahwa upaya menuju rendah emisi karbon adalah tanggung jawab bersama. Adapun korporasi yang telah berpartisipasi adalah PT Agrodana Futures, PT Phillip Futures, PT Victory International Futures, PT Magnet Berjangka Indonesia, PT Rajawali Kapital Berjangka, PT Handal Semesta Berjangka, serta beberapa entitas lainnya.

“Ke depan, kami akan terus mengajak berbagai pihak, untuk turut serta dalam program ini,” tambah Nursalam.

Pada kesempatan yang sama, CEO Indonesia Climate Exchange (ICX) Megain Widjaja memastikan, ICX telah melakukan fase percobaan dan penyelarasan REC sesuai dengan standar global, baik dalam hal teknologi dan ekosistem.

“ICX berkomitmen untuk terus mengembangkan ruang lingkup instrumen iklim lainnya agar dapat menjadi platform yang dapat dimanfaatkan bagi pemerintah dan para pelaku industri menuju operasional rendah emisi karbon,” ujar Megain.

Melalui transaksi REC ini ICX dapat menjadi sebuah model baru penerapan perdagangan instrumen iklim, khususnya perdagangan karbon secara luas dan mempercepat adopsi berbagai industri di Indonesia.

Baca Juga  Apa itu STNK: Definisi, Istilah, Hingga Syarat Pengurusan

“Pengembangan terkait perdagangan instrumen iklim memerlukan sinergi antar-pelaku dan pemerintah agar dapat mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) secara unconditional sebesar 31,89 persen dan target conditional sebanyak 43,2 persen dengan mekanisme business as usual (BaU) pada tahun 2030. Semua dalam upaya penurunan emisi karbon. Untuk itu, kami mengundang seluruh stakeholders untuk dapat bersama-sama melakukan upaya penurunan emisi karbon,” tambah Megain.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *