in ,

PLN Siap Jadi Raksasa “Carbon Trading” di Bursa Karbon Indonesia

PLN Siap Jadi Raksasa “Carbon Trading”
FOTO: PLN

PLN Siap Jadi Raksasa “Carbon Trading” di Bursa Karbon Indonesia

Pajak.com, Jakarta – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN siap menjadi raksasa pelaku perdagangan karbon (carbon trading) dengan segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon). Hal itu disampaikan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam keterangan tertulis yang diterima Pajak.com, (2/10).

“PLN dengan potensi yang dimiliki akan menjadi trader terbesar di Bursa Karbon Indonesia dengan membuka setara hampir 1 juta ton CO2 yang merupakan bagian dari langkah PLN mendukung langkah pemerintah menurunkan emisi dan mengakselerasi transisi energi. PLN Unit Induk Distribusi (UID) Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (Kalselteng) telah siap menjadi garda terdepan dalam upaya penurunan emisi melalui peran aktif dalam Bursa Perdagangan Karbon di Indonesia,” jelas Darmawan.

Selain itu, bukti keseriusan PLN dalam memimpin perdagangan karbon di Indonesia adalah dengan mendapatkan Sertifikat Penurunan Emisi (SPE) pertama di Indonesia melalui mekanisme non-konversi internasional.

Baca Juga  Wamenkeu Tegaskan Indonesia Dukung Reformasi Kebijakan Ekonomi Hijau di CFMCA Laos

“Kami terus mendukung langkah pemerintah untuk mengembangkan ekosistem perdagangan karbon. Beberapa proyek percontohan juga telah dilakukan.  Sehingga hari ini, sistem perdagangan karbon bisa direalisasikan. Untuk itu, kita segera melantai di Bursa Karbon Indonesia dengan penurunan emisi terbesar dan menjadi pemilik SPE dengan penurunan emisi terbesar. Kami juga meluncurkan aplikasi PLN Climate Click yang sudah siap digunakan untuk carbon trading yang belum dimiliki perusahaan lain,” kata Darmawan.

Secara simultan, PLN juga melakukan perdagangan karbon secara langsung dengan menghimpun tiga dari empat aspek, yakni perdagangan emisi secara langsung, off-set emisi secara langsung, dan perdagangan off-set melalui bursa.

“PLN punya unit pembangkit berbahan bakar gas pertama di Indonesia, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Blok 3 Muara Karang akan memimpin langkah pembangkit PLN masuk ke Bursa Karbon Indonesia. PLTGU ini telah memiliki SPE gas rumah kaca (GRK) dari Kementerian LHK (Lingkungan Hidup dan Kehutanan) dan tercatat berhasil menurunkan karbon dioksida setara hampir 1 juta ton di tahun 2022,” ungkap Darmawan.

Baca Juga  Jelajah Hemat Jakarta: Libur Lebaran nan Ramah di Kantong

Ia menyebutkan, PLTGU Blok 3 Muara Karang telah menggunakan 100 persen bahan bakar gas yang telah diregasifikasi dari LNG pada Floating Storage and Regassification Unit (FSRU) dengan menggunakan suplai LNG. PLTGU ini juga dilengkapi dengan teknologi gas turbin terbaru dan paling efisien yang menggunakan metode Combine Cycle.

“PLN saat ini tidak hanya menyediakan listrik tetapi menghadirkan energi yang rendah emisi, itu dari mana? Ya, tentu bersumber dari pembangkit energi baru terbarukan. Kami membangun skenario transisi energi yang ambisius melalui Accelerated Renewable Energy Development secara agresif dengan menambahkan porsi pengembangan energi terbarukan hingga 75 persen hingga tahun 2040 dengan 25 persen diantaranya dari gas alam,” pungkas Darmawan.

Baca Juga  Panduan Mudah Tukar Uang Baru dengan Aplikasi PINTAR

Ia memastikan, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PLN terus berkomitmPen dan berinovasi menjalankan misi besar menerangi dan menggerakkan negeri. Memiliki visi menjadi perusahaan listrik terkemuka se-Asia Tenggara, PLN mengusung agenda transformasi dengan aspirasi green, lean, innovative, dan customer focused

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *