PLN – ACWA Power – Pupuk Indonesia Kembangkan Hidrogen Hijau

PLN – ACWA Power – Pupuk Indonesia Kembangkan Hidrogen Hijau

Pajak.com, Jakarta – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, ACWA Power, dan PT Pupuk Indonesia (Persero) sepakat mengembangkan hidrogren hijau atau integrated green hydrogen dan green ammonia di Indonesia. Proyek tersebut akan menghasilkan hidrogen yang berfungsi sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. PLN memproyeksikan, kerja sama ini berpotensi menghasilkan lebih dari 30 ribu ton hidrogen dan mampu menarik investasi hingga 1,35 miliar dollar AS.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, kesepakatan ketiga perusahaan akan berlangsung pada business matching di flagship event Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-43, yaitu ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) pada awal September 2023. Selanjutnya, business matching ketiga perusahaan akan dibahas lebih detail lagi, meliputi rencana pembangunan proyek, aspek teknis, legal, komersial, hingga risiko.

“PLN, ACWA Power, dan Pupuk Indonesia akan mematangkan rencana pembangunan proyek secara detail. Terletak di Jawa Timur, pabrik hidrogen ini akan mengembangkan hilirisasi energi berupa green ammonia dan green hydrogen yang bisa diserap oleh industri pupuk. Tahun 2025 – 2026 mendatang, proyek akan masuk dalam tahap pembangunan dan ditargetkan tahun 2027 sudah mulai beroperasi. Dengan demikian, kerja sama ini tidak hanya akan mengembangkan ekosistem bisnis energi, tetapi juga mendorong perekonomian nasional,” jelas Darmawan dalam keterangan tertulis, dikutip Pajak.com, (4/9).

Menurutnya, hingga kini kerja sama telah memasuki tahapan Joint Development Study Agreement (JDSA). Darmawan memastikan, pengembangan hidrogen hijau ini merupakan langkah nyata kehadiran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam mendukung transisi energi di Indonesia. PLN terus mempercepat proyek transisi energi untuk bisa mencapai target net zero emission (NZE) di tahun 2060 mendatang. Untuk itu, PLN membuka kolaborasi aktif semua pihak agar bisa bersama merealisasikan proyek energi bersih di Indonesia.

“Di depan investor global, PLN akan mengajak untuk mengembangkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas 145 MWac atau setara dengan 192 MW yang berlokasi di Waduk Cirata, Jawa Barat. PLTS terapung pertama dan terbesar yang Indonesia punya, dan ini sedang kami kembangkan. Kesuksesan proyek PLTS Terapung Cirata menjadi pilot project yang bisa dikembangkan di wilayah lain,” ujar Darmawan.

Hingga kini PLTS Terapung Cirata telah masuk dalam pengembangan dengan progres mencapai 78,4 persen. Ditargetkan akhir tahun 2023 PLTS Terapung Cirata akan beroperasi sepenuhnya. Ia memastikan, PLTS Terapung Cirata memilki skema kerja sama investasi yang menarik, sehingga mampu mendorong minat investor untuk mengembangkan proyek yang sama di wilayah lain.

“PLTS Terapung Cirata jadi bukti pengembangan energi bersih di Indonesia mampu mendorong pertumbuhan ekonomi,” tambah Darmawan.

Selain itu, lewat transformasi digital, PLN mengubah proses bisnis menjadi lebih ringkas, sederhana, dan transparan. Terdapat 13 transformasi digital yang telah dilakukan PLN secara end to end dari hulu hingga ke hilir.

Secara simultan, PLN turut melakukan transformasi yang mencakup seluruh sistem operasional kelistrikan dari pengadaan, keuangan, pembangkitan, jaringan distribusi, hingga ke pelayanan pelanggan yang mampu membuat PLN lebih efisien.

“Segala tantangan dan kendala mampu kita atasi dengan ambang batas penyelesaian yang lebih cepat. Transformasi digital ini adalah kunci perubahan besar bagi kinerja PLN,” pungkas Darmawan.