in ,

PLN Lunasi Utang Rp 30 Triliun Sebelum Jatuh Tempo

PLN turut melakukan perbaikan dan pembenahan internal dengan strategi oportunistis, yaitu perolehan pinjaman baru dengan tingkat biaya pinjaman yang jauh lebih murah, tenor lebih panjang, dan dengan memanfaatkan kondisi pasar lokal dan global secara berkelanjutan.

“Di masa pandemi dan krisis global saat ini kami memanfaatkan momentum tersebut untuk melakukan berbagai efisiensi biaya, perbaikan proses bisnis, dibarengi upaya untuk melakukan berbagai langkah untuk mencari dana murah serta menurunkan cost of fund,” tambah Sinthya.

Disamping melakukan voluntary prepayment, sepanjang tahun 2020 PLN telah melakukan diversifikasi pinjaman untuk mendapatkan cost of fund yang paling optimal dan pengelolaan risiko keuangan melalui aktivitas lindung nilai (hedging) sesuai panduan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.

Baca Juga  Wamenkominfo Soroti Urgensi Perlindungan Data Pribadi dan Privasi

PLN pun membangun program Cash War Room 2.0 yang dikelola secara prudensial dan dimonitor on daily basis. Program ini berfokus pada pengendalian likuiditas melalui berbagai inisiatif yang dijalankan di perusahaan.

“Implementasi Cash War Room 2.0 ini merupakan salah satu komitmen tinggi bagi manajemen PLN untuk melakukan transformasi, agar PLN lebih agile, adaptif, antisipatif, inovatif, kolaboratif, dan menjadikan PLN sebagai perusahaan yang siap bertransformasi serta sustainable dalam bisnis dan finansialnya,” tambah Sinthya.

Ditulis oleh

Baca Juga  Jelajah Hemat Jakarta: Libur Lebaran nan Ramah di Kantong

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *