Pembangunan Smelter Freeport di KEK Gresik 74,07 Persen
Pajak.com, Jawa Timur – Construction Manager PT Freeport Indonesia (PTFI) Smelter Yoga Ameliasari memastikan, progres pembangunan Smelter Freeport di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial Port and Estate (JIIPE) Manyar, Gresik, (Jawa Timur/Jatim) mencapai 74,07 persen hingga Juni 2023. Capaian itu telah mengeluarkan anggaran sebesar 2,4 miliar dollar AS atau sekitar Rp 36 triliun.
“Kami memperkirakan progres proyek saat ini 74,04 persen. Namun, angka ini masih harus menunggu audit dari pemerintah. PTFI telah menggelontorkan biaya hingga 2,4 miliar dollar AS atau sekitar Rp 36 triliun. Realisasi biaya ini hampir menyentuh total biaya yang dialokasikan untuk pembangunan proyek smelter sebesar 3 miliar dollar AS,” ungkap Yoga dalam acara Media Gathering, dikutip Pajak.com (10/8).
Adapun progres pembangunan kontruksi smelter terbesar di dunia ini diproyeksi rampung 100 persen pada akhir tahun 2023. Yoga memastikan, beberapa aspek pembangunan fisik menunjukkan kemajuan yang signifikan.
“Ketika seluruh kontruksi telah rampung, fase selanjutnya adalah soft commissioning dan ramp up operasi di bulan Juni 2024. Smelter ini adalah smelter kedua setelah pembangunan smelter peleburan tembaga pertama di Indonesia, yang kita kenal dengan nama PT Smelting Gresik—memiliki kapasitas pengolahan 1 juta ton konsentrat dan mengandung tembaga, emas, dan perak setiap tahunnya. Dengan adanya pengembangan baru ini, akan ditambah 300 ribu ton,” jelasnya.
Terkait dengan serapan tenaga kerja, proyek Smelter Freeport di KEK JIIPE Manyar telah menyerap 15.000 lebih tenaga kerja. Dari jumlah itu, 98 persen berasal dari tenaga kerja Indonesia.
“Secara total, dalam progres penyelesaian proyek pembangunan smelter ini telah menyerap tenaga kerja sebanyak 15.000 orang dengan 98 persennya adalah tenaga kerja Indonesia dan 50 persen tenaga kerjanya mayoritas dari lokal di wilayah Jatim dan 2 persen warga asing,” tambah Yoga.
Superintend External Communication PTFI Sari Esayanti menyebut, progres pembangunan smelter yang berada di kawasan KEK Gresik ini berjalan lancar, bahkan zero accident.
“Pekerjaan concrete beton smelter yang kini mencapai 74 persen, instalasi struktur baja area smelter mencapai 48 persen, instalasi peralatan 39 persen, pembangunan pelabuhan mencapai 100 persen, PMR (precious metal refinery) 100 persen, disusul concrete beton PMR mencapai 44 persen,” jelas Sari.
Senior Expert Corporate Communication PTFI Kerry Y optimistis, keberadaan Smelter Freeport di KEK JIIPE Manyar Gresik akan memberikan dampak positif bagi pendapatan daerah di berbagai sektor. Ia mencontohkan, pemerintah daerah (pemda) di Papua mendapatkan sekitar Rp 8,7 triliun pada tahun 2022 dari PTFI.
“Selain itu, Mimika Papua memiliki total tenaga kerja sebanyak 300 ribu di PTFI. Kami juga memberikan dampak pada berbagai sektor, termasuk pendidikan dan kesehatan. Jadi, kalau bicara daerah, tentu dapat manfaat lebih banyak dari PTFI. Bicara tentang nilai tambah, efek positif dan kontribusi kita juga akan dirasakan oleh daerah, termasuk smelter di Gresik ketika sudah beroperasi,” pungkas Kerry.
Comments