in ,

Faisal Basri: Pemulihan Ekonomi Indonesia Lambat

Untuk itu, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) ini berpesan pada pemerintah untuk lebih serius dalam menghadapi pandemi dan belajar dari kesalahan kebijakan tahun lalu—awal adanya pandemi. Apalagi, pemerintah sudah merogoh kocek yang dalam untuk penanganan pandemi.  Di tahun 2021 anggaran pemulihan ekonomi nasional mencapai Rp 700 triliun, sedangkan 2020 sekitar Rp 600 triliun.

“Ini kan ongkosnya mahal. Jangan terapkan cara yang berulang-ulang sama. Kalau kata Einstein (Albert Einstein/ilmuwan), itu kedunguan. Makanya, hindari kedunguan, kita himpun kekuatan rakyat yang luar biasa dan mau merubah mindset. Oleh karena itu, kita bisa menghasilkan sesuatu yang signifikan bagi masyarakat,” kata Faisal.

Baca Juga  Jaga Ekonomi Nasional, Wamenkeu Beberkan Strategi Hadapi Konflik Timur Tengah 

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan, capaian pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 sebesar 7,07 persen jangan sampai membuat terlena. Ibarat dalam olimpiade, capaian itu bukanlah capaian akhir atau final. Namun, capaian pertumbuhan ekonomi triwulan II-2021 bisa jadi potret menuju babak semifinal.

“Menurut saya, pertumbuhan ini harus diapresiasi, tapi juga jangan terlena, capaian pertumbuhan ekonomi triwulan II-2021 sebesar 7,07 persen harus dilihat dari beberapa sisi. Sisi pertama, pertumbuhan ekonomi di negara mitra dagang yang tumbuh positif seperti Korea Selatan, Uni Eropa, Cina, AS (Amerika Serikat) dan sejumlah negara lain. Di sisi lain, pertumbuhan lapangan pekerjaan yang melahirkan konsumsi juga tumbuh dari industri padat karya,” jelas Bahlil.

Baca Juga  BPK Minta Pemerintah Terus Tingkatkan Kualitas APBN

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *