Bahaya Fenomena Otak Popcorn: Gejala, Dampak, dan Cara Mengobatinya
Pajak.com, Jakarta – Belakangan ini banyak literasi menguak soal bahaya fenomena otak popcorn. Sebab para psikolog menyimpulkan bahwa otak popcorn menyebabkan rendahnya konsentrasi individu sebagai implikasi dari era digitalisasi. Bahkan, istilah ini dimanifestasikan sebagai bentuk keprihatinan terhadap degradasi fungsi kognitif dan kesejahteraan mental. Untuk itu, Pajak.com akan mengajak Anda mengenal istilah fenomena otak popcron secara lebih komprehensif, termasuk memahami gejala, dampak, serta bagaimana cara mengobatinya.
Dalam buku berjudul The Shallows: What the Internet Is Doing to Our Brains (2010), fenomena otak popcorn merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi otak individu terus-menerus terpapar oleh informasi dalam jumlah besar dan kecepatan tinggi, sehingga menyebabkan individu kesulitan untuk fokus.
Istilah popcorn digunakan karena seperti biji jagung yang meletup-letup ketika di masak—sebelum mengembang menjadi kudapan bernama popcorn.
Literasi lain menyebut, fenomena otak popcorn sebagai rentang perhatian yang terfragmentasi dan efek kognitif yang terkait dengan paparan terus-menerus terhadap rangsangan digital dan informasi yang berlebihan.
Apa saja contoh fenomena otak popcorn?
- Scrolling media sosial terus-menerus dalam satu waktu;
- Melakukan banyak tugas sekaligus dalam satu waktu yang memicu kelelahan pada otak;
- Menonton serial atau film secara maraton tanpa jeda;
- Adanya notifikasi tanpa henti pada smartphone secara terus menerus; dan
- Mengerjakan pekerjaan atau tugas terlalu berlebihan dalam satu waktu.
Bagaimana gejala dan dampak fenomena otak popcorn?
- Berkurangnya rentang perhatian;
- Berkurangnya kemampuan kognitif;
- Meningkatnya stres dan kecemasan;
- Sering lupa;
- Kurangnya kedalaman pemikiran:
- Gangguan pola tidur;
- Penurunan kemampuan fokus pada tugas-tugas yang membutuhkan konsentrasi tinggi;
- Sulitnya menikmati kegiatan tanpa stimulasi digital; dan
- Gangguan mental yang mengakibatkan depresi hingga menurunkan kualitas kesehatan.
Bagaimana mengobati otak popcorn?
- Mengurangi waktu menatap layar;
- Membatasi paparan perangkat digital;
- Menetapkan batasan dalam penggunaan teknologi;
- Menetapkan waktu dan zona bebas layar;
- Melatih kesadaran dan meditasi;
- Melakukan aktivitas fisik secara teratur;
- Memprioritaskan kualitas tidur;
- Mencari terapi atau konseling profesional jika diperlukan;
- Membina hubungan sosial di dunia nyata;
- Melakukan hobi dan aktivitas menyenangkan;
- Berolahraga secara rutin;
- Perbaiki pola pikir dengan menyelesaikan satu-persatu tugas dengan baik;
- Berani menolak pekerjaan yang tidak mungkin dilakukan dalam satu waktu sekaligus; dan
- Buatlah skala prioritas dan konsisten untuk melakukannya.
Comments