in ,

Amartha Salurkan Rp 302 M untuk UMKM Sektor Kuliner

Aria melanjutkan, tantangan pemasaran di sektor kuliner umumnya dipengaruhi oleh faktor sulitnya akses permodalan, serta rendahnya tingkat literasi digital para pelaku UMKM. Padahal, dengan mengoptimalkan teknologi, pelaku UMKM kuliner bisa memperluas jangkauan pemasaran hingga ke seluruh pelosok negeri.

“Oleh sebab itu, Amartha berupaya untuk mengerahkan edukasi dan layanan keuangan digital dan pendanaan bagi mitra UMKM kami untuk meningkatkan skala usahanya,” tegasnya.

Aria mengklaim, pelatihan dan pendampingan yang telah dilakukan selama ini terbukti meningkatkan pendapatan mitra sebesar 41 persen setelah 2 tahun bergabung menjadi mitra, dan 25 persen mitra telah membuka lapangan pekerjaan. Artinya, terdapat penambahan 87 ribu pekerjaan baru dalam sektor informal desa.

Baca Juga  Jokowi dan Menlu Tiongkok Bahas 4 Isu Penting Ini

Di sisi lain, untuk memastikan kualitas pinjaman di platform Amartha, perusahaan menerapkan strategi hybrid system. Fintech pionir peer-to-peer lending ini menggunakan pendekatan machine learning untuk menentukan credit scoring yang akurat dengan menganalisa historis pengembalian pinjaman, tingkat kehadiran mitra dalam majelis, hingga analisa psikometri.

“Jika melihat peluang yang masih terbuka lebar, Amartha sangat optimistis untuk menjadikan sektor kuliner sebagai salah satu sektor yang layak dibidik dan dikembangkan. Investor juga tidak perlu khawatir untuk mendanai di sektor ini, karena Amartha berkomitmen untuk menjaga kualitas pinjaman sehingga tetap dapat memberikan imbal hasil bagi pendana,” pungkas Aria.

Ditulis oleh

Baca Juga  Pemerintah dan WRI Indonesia Susun Peta Jalan Dekarbonisasi Industri Nikel

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *