in ,

Hariyadi Sukamdani: Tidak Gegabah Menghadapi Masalah

Kecintaanya pada dunia bisnis barangkali memang berjalan secara alami. Sejak kecil, pria kelahiran, 4 Februari 1965 ini, telah terbiasa melihat orangtuanya berbisnis. Keputusan untuk mengikuti jejak sang Ayah terjadi setelah ia lulus dari Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

“Saya terbentuk karena lingkungan keluarga, khususnya kedua orangtua yang membentuk pribadi saya. Mereka mengajarkan prinsip-prinsip kemandirian, orang berusaha sendiri,” kata Hariyadi Sukamdani.

Selain hantaman Covid-19, Hariyadi juga pernah melewati masa sulit pada krisis 1998. Kala itu, banyak perusahaan gulung tikar karena memilih untuk berhutang. Namun, Hariyadi Sukamdani tetap kekeh bertahan dengan kemampuan yang ada—tanpa hutang. Penggemar olahraga golf ini berpedoman, bersikap tenang dan tidak gegabah merupakan kunci dalam menghadapi segala masalah.

Baca Juga  Ahdianto, Teknik Kimia Jadi Bekal Diagnostik Atasi Sengketa Pajak dan Kepabeanan

“Tahun 1998 itu, saya merasa beruntung juga mendapatkan pengalaman seperti itu. Enggak setiap orang bisa melewati kondisi yang seperti itu,” kata Hariyadi Sukamdani.

Di masa pandemi Sahid Grup berinovasi dengan menyediakan paket karantina bagi pasien Covid-19. Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) ini, pengusaha harus mampu menangkap peluang pasar sesuai kebutuhan masyarakat. Dalam berbisnis tantangan demi tantangan harus dilewati dengan jeli, terukur, dan hati-hati.

“Orangtua saya hanya menanamkan pesan untuk menuntut ilmu, berusaha yang terbaik di bidang masing-masing, bertanggung jawab, dan memikirkan kepentingan orang banyak,” kata peraih gelar Magister Manajemen Universitas Indonesia ini.

Ditulis oleh

Baca Juga  Ahdianto, Teknik Kimia Jadi Bekal Diagnostik Atasi Sengketa Pajak dan Kepabeanan

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *