Pajak.com, Jakarta – Data perdagangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 17-21 Mei 2021 masih belum menggembirakan. Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 2,78 persen pada level 5.773,120 dari penutupan perdagangan pekan sebelumnya di level 5.938,351. Kapitalisasi pasar juga merosot sebesar 2,79 persen menjadi Rp 6.832,583 triliun dari Rp 7.028,641 triliun.
“IHSG belum merespons positif kerangka kebijakan makro 2022. Namun poin plusnya ada pada keseriusan pemerintah untuk tetap menjalankan program pemulihan ekonomi nasional. Pasar mungkin menunggu stimulus atau kebijakan pemerintah lainnya yang bisa mengangkat daya beli masyarakat,” kata Head of Investment information Mirae Asset Sekuritas Roger MM kepada Pajak.com, Sabtu (22/5).
Seperti diketahui, kerangka kebijakan makro 2022 yang ditetapkan pemerintah, diantaranya pertumbuhan ekonomi tumbuh 5,2-5,8 persen, inflasi 3,0-3,1 persen, nilai tukar Rp 13.900-Rp15.000. “Indikator-indikator itu terbilang konservatif dan wajar, karena Indonesia masih dalam proses pemulihan ekonomi,” kata Roger.
Selain itu, wacana kebijakan tax amnesty (TA) jilid II juga belum berpengaruh terhadap kinerja Indeks harga saham gabungan. “Saat ini IHSG mengalami penurunan dan belum merespons wacana tersebut karena masih banyaknya pro dan kontra dari kebijakan tersebut plus efektivitas pelaksanaan tax amnesty jilid II,” tambahnya.
Comments