in ,

IHSG Menguat Saham GOTO Tetap Anjlok

IHSG Menguat Saham GOTO
FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan Rabu (11/05). Setelah terpangkas cukup tajam dua hari beruntun, IHSG mulai bangkit dengan menguat ke level 6.833,19. Penguatan IHSG ditopang naiknya saham-saham blue chip yang tecermin dari indeks LQ45. Kelompok saham paling likuid tersebut menguat signifikan sebesar 0,89 persen. Akan tetapi, meskipun IHSG Menguat, Saham GOTO Tetap Anjlok. Menguatnya IHSG tidak berpengaruh besar pada perusahaan patungan PT GoTo Gojek dan Tokopedia Tbk (GOTO).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham GOTO sepanjang sesi I, Rabu (11/05), bergerak sempat menyentuh level Auto Reject bawah (ARB) Rp 222 dan kemudian berangsur-angsur naik hingga akhirnya ditutup turun Rp 10 menjadi Rp 228 per saham. Dengan harga tersebut, kapitalisasi saham perseroan menjadi Rp 270 triliun. Dengan penurunan dalam tersebut, kapitalisasi pasar saham GOTO telah tergerus Rp 130 triliun dari Rp 400 triliun menjadi Rp 270 triliun hanya dalam satu bulan terakhir.

Baca Juga  Indonesia Siap Produksi Massal Baterai Kendaraan Listrik pada April 2024

Selain GOTO, mengutip dari data RTI hingga pukul 09.45 WIB, harga saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) pun tercatat turun 3,01 persen atau 10 poin ke harga 322. BUKA sempat mencapai level terendah 310 dan terus bergerak di zona merah. Adapun volume perdagangan mencapai 182,93 juta lembar saham dengan total nilai perdagangan Rp 58,12 miliar. Kapitalisasi pasar juga terjerembab ke level Rp 33,19 triliun. Investor asing juga mencatatkan aksi jual bersih Rp 7,33 miliar di semua pasar.

Sebelumnya, per Selasa (10/05) beberapa emiten tercatat mengalami penurunan akibat melemahnya IHSG. Mulai dari saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) turun sebesar 6,81 persen. Selanjutnya ada saham PT Gozco Plantations Tbk (GZCO), emiten sektor konsumer ini tercatat berada di level Rp 165 per saham atau turun 6,78 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya. Kemudian saham PT Winner Nusantara Jaya Tbk (WINR) yang merupakan emiten properti juga tercatat turun 6,6 persen ke level Rp 198 per saham.

Baca Juga  Jokowi Tinjau Smelter Grade Alumina Refinery untuk Hilirisasi Bauksit

Tidak hanya itu saja, emiten-emiten pertambangan juga bernasib serupa, dimana PT Vale Indonesia Tbk (INCO) tercatat Rp 6.750 per saham atau turun 5,92 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya. Lalu, ada PT Hamum Energy Tbk (HRUM) yang juga tercatat Rp 10.250 atau turun 6,82 persen jika dibandingkan pada perdagangan sebelumnya.

Sementara itu, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih menjadi jawara dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Per Selasa (10/05), market cap BBCA telah mencapai Rp 918 triliun. Di urutan selanjutnya, ada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan nilai kapitalisasi pasar senilai Rp 680 triliun, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sejumlah Rp 430 triliun. Kemudian disusul oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan market cap sebesar Rp 374 triliun dan ada PT Astra International Tbk (ASII) dengan nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp 283 triliun.

Baca Juga  Navigasi Keuangan Keluarga di Era Kenaikan Harga Pangan

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *