in ,

Untung-Rugi Qatar Jadi Tuan Rumah Piala Dunia

Untung-Rugi Qatar Jadi Tuan Rumah Piala Dunia
FOTO: IST

Untung-Rugi Qatar Jadi Tuan Rumah Piala Dunia

Pajak.com, Doha – Piala Dunia 2022 akhirnya resmi bergulir di Qatar, pada 20 November hingga 18 Desember 2022. Ajang empat tahunan ini merupakan momentum bersejarah bagi Qatar dan Timur Tengah karena kali pertama menjadi penyelenggara turnamen bergengsi tersebut. Qatar sebagai tuan rumah pun disebut-sebut menggelontorkan dana ratusan miliar dollar AS dan di sisi lain bakal meraup berkah dari acara bergengsi ini.

Sejatinya, bagaimana untung-rugi Qatar saat jadi tuan rumah Piala Dunia 2022?

Dana fantastis
Qatar merupakan negara pertama di Timur Tengah yang menjadi tuan rumah Piala Dunia. Piala Dunia kali ini pun berbeda dari sebelumnya karena pelaksanaannya dilakukan pada akhir tahun. Diperkirakan lebih dari 5 miliar akan menyaksikan turnamen ini, dengan lebih dari 1 juta orang datang langsung ke Qatar.

Negara Teluk ini telah menginvestasikan banyak uang untuk penyelenggaraannya, menjadikannya yang termahal sejak Piala Dunia diadakan pertama kali pada 1930 silam. Dananya sungguh fantastis, menelan lebih dari 220 miliar dollar AS atau sekitar Rp 3.400 triliun.
Sementara biaya Piala Dunia yang pernah berlangsung di negara lain tak pernah sebesar itu. Amerika Serikat, misalnya, saat menjadi tuan rumah Piala Dunia 1994 menghabiskan dana 500 juta dollar AS; sementara Jerman yang jadi tuan rumah Piala Dunia 2006 merogoh kocek sebesar 4,3 miliar dollar AS; Brasil sebagai host Piala Dunia 2014 mengeluarkan biaya 15 miliar dollar AS; dan Rusia yang menjadi penyelenggara Piala Dunia 2018 menggelontorkan uang senilai 11,6 miliar dollar AS.

Qatar memang telah mempersiapkan dana fantastis untuk pembangunan banyak fasilitas, mulai dari hotel, bandara, dan stadion untuk pertandingan Piala Dunia 2022.
Nantinya, Piala Dunia akan dilangsungkan di delapan stadion yakni Stadion Al Bayt, Stadion Khalifa International, Stadion Al Thumama, Stadion Ahmad Bin Ali, Stadion Lusail, Stadion Ras Abu Aboud, Stadion Education City, dan Stadion Al Janoub.

Dari delapan tempat, tujuh telah dibangun dari nol untuk Qatar 2022. Biaya stadion baru dilaporkan menelan biaya 6,5 miliar–10 miliar dollar AS. Namun, setelah Piala Dunia selesai, negara berpenduduk 2,8 juta orang itu diperkirakan tidak akan membutuhkan begitu banyak stadion besar.

Fenomena yang dikenal dengan nama “gajah putih” memang kerap menjadi masalah bagi tuan rumah Piala Dunia. Qatar sebagai tuan rumah pun bermaksud untuk memutus siklus itu dengan menyatakan kalau tiga stadion akan terus dipakai untuk lokasi pertandingan, sementara lima lainnya akan dibongkar—diubah untuk tujuan alternatif, atau kapasitasnya dikurangi secara signifikan.

Di sisi lain, pemerintah Qatar menyatakan bahwa pembangunan skala besar itu tidak hanya untuk ajang Piala Dunia 2022, tetapi juga untuk proyek pariwisata jangka panjang. Untuk menyambut jutaan tamu, pemerintah Qatar telah menyediakan 30 ribu kamar hotel yang akan dialokasikan 80 persennya untuk pemain, wasit, media, dan tamu resmi FIFA lainnya.

Selain itu, Qatar juga menyiapkan sekitar 69 ribu kamar nonhotel, vila dan apartemen. Pihak yang berwenang juga telah menyediakan cadangan 100 ribu kamar tambahan untuk orang-orang yang datang menyaksikan pertandingan Piala Dunia.

Besarnya biaya infrastruktur yang dikaitkan dengan Piala Dunia adalah bagian dari rencana Qatar 2030 yang lebih luas alias infrastruktur non-sepak bola, yaitu untuk membangun pusat inovasi, ratusan hotel, fasilitas rekreasi, jalan-jalan baru, transportasi bawah tanah yang canggih, stadion, hingga bandara internasional.

Sebagian besar investasi ini disebut juga sebagai bagian dari proyek investasi publik, yang dikenal sebagai Visi Nasional Qatar 2030. Pemerintah Qatar juga berkeyakinan bahwa Piala Dunia akan menjadi katalis untuk mengatasi masalah infrastruktur negara. Di sisi lain, ini juga menjadi pertaruhan yang besar karena jika tidak mendatangkan banyak potensi dan keuntungan maka biaya ini akan berakhir dengan kerugian negara.

Untung 
Dalam jangka pendek, Piala Dunia FIFA 2022 menjadi sarana pemintal uang bagi Qatar sebagai negara tuan rumah. Antusiasme para peminat turnamen ini tentunya turut meningkatkan peluang pendapatan Doha yang diprediksi mencapai Rp 59 triliun pada akhir tahun ini.

Tingginya pendapatan tersebut utamanya berasal dari biaya belanja yang dikeluarkan oleh wisatawan di Timur Tengah. Perhotelan, makanan, minuman, merchandise, hingga pakaian adalah sektor utama yang diproyeksikan akan menarik pembelanjaan para penggemar sepak bola dan turis selama periode Piala Dunia November–Desember ini.

Qatar diproyeksikan hanya tuai pendapatan sebanyak 85 persen. Sementara sisanya akan dibagi dengan dua negara pendukung utama yakni Uni Emirat Arab (UEA) dan Dubai. Arab Saudi, Oman, dan Kuwait juga diprediksi bakal menerima berkah dari Piala Dunia.

Saluran digital juga akan memainkan peran penting dalam memacu pengeluaran wisatawan secara signifikan hingga 60 persen dari total pendapatan. Menariknya, meskipun mengeluarkan biaya besar, Qatar tidak memperoleh hak dari pemasukan resmi yang diperoleh FIFA. Jadi, kemungkinan besar Qatar merugi dari aspek keuangan.

Namun, Piala Dunia tetap terbilang istimewa dalam banyak hal bagi Qatar walaupun tidak menguntungkan secara finansial. Bagi penduduk Qatar, Piala Dunia akan semakin semarak karena diadakan di akhir tahun saat musim dingin.

Artinya, wisatawan dunia akan semakin banyak yang berkunjung dan pariwisata Qatar semakin terungkit. Jadi, tak diragukan lagi ini bisa menjadi batu loncatan untuk mendorong pertumbuhan pariwisata Qatar.

Qatar juga punya keuntungan lain. Berkat menjadi tuan rumah, Qatar juga untuk kali pertama bermain di Piala Dunia. Selanjutnya, menjadi tuan rumah Piala Dunia memastikan Qatar mendapat publisitas yang tinggi dari seantero dunia. Tentu, ini adalah kesempatan bagi Qatar untuk menunjukkan kemajuan infrastruktur yang diandalkan untuk berinvestasi atau berbisnis.

Baca Juga  Jokowi Ajak Pelaku Industri Jasa Keuangan Dukung Ekonomi Berkelanjutan

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *