in ,

Pemerintah Gandeng Chevron dan ExxonMobil Bangun Teknologi CCUS

Bangun Teknologi CCUS
FOTO: IST

Pemerintah Gandeng Chevron dan ExxonMobil Bangun Teknologi CCUS

Pajak.com, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, saat ini pemerintah tengah bangun teknologi penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon atau carbon capture utilization and storage (CCUS). Pembangunan CCUS ini dilakukan dengan menggandeng dua perusahaan minyak dan gas (migas) dari Amerika Serikat (AS), yakni Chevron dan ExxonMobil.

“Indonesia memiliki sejumlah ceruk lapangan migas yang dapat digunakan sebagai media penyimpanan karbon. Dari hasil prototipe itu, pemerintah menemukan potensi serapan investasi senilai 50 juta dollar AS per ton karbon dioksida (C02) dari praktik injeksi karbon ke perut bumi,” ungkap Airlangga dalam keterangan tertulis, dikutip Pajak.com (27/6).

Menurutnya, PT Pertamina (Persero) dan ExxonMobil telah melaporkan hasil studi bersama yang menunjukkan bahwa potensi kapasitas penyimpanan karbon di lapangan migas milik Pertamina mencapai sebesar satu miliar ton.

Baca Juga  Pemerintah Cabut Aturan Pembatasan Barang Bawaan Pekerja Migran

“Angka ini diproyeksikan menyimpan secara permanen CO2 emisi seluruh Indonesia hingga 16 tahun ke depan,” kata Airlangga.

Demi memperkuat komitmen pengembangan CCUS di lapangan migas Indonesia, Pertamina dan ExxonMobil telah meneken kerja sama untuk melakukan studi bersama kembali. Kerja sama akan dimanfaatkan untuk melihat potensi penyimpanan CO2 pada formasi saline aquifer di wilayah kerja Pertamina.

Sementara, Hasil Studi Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) menunjukkan, ada potensi penyimpanan 10 giga ton pada saline aquifer yang terletak di Jawa Barat dan Sumatera Selatan.

Pada kesempatan berbeda, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan, lapangan milik Pertamina menjadi potensi besar untuk penyimpanan emisi karbon. Pertamina tengah berupaya untuk mendapatkan porsi pendanaan Just Energy Transition Partnership (JETP) dalam bentuk hibah untuk memperoleh modal riset percepatan implementasi CCUS di sektor hulu migas.

Baca Juga  Airlangga Ungkap Dampak Eskalasi Konflik Iran - Israel bagi Perekonomian Nasional

“Kita punya giant storage dan ini luar biasa karena Indonesia kalau menurut kajian awal itu potensinya lebih dari 400 giga ton CO2 storage. Ini bisa menjadi regional hub untuk CO2,” ungkap Nicke, di Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Ia optimistis, pengembangan CCUS akan memberikan dampak besar bagi Pertamina maupun negara. Terlebih, Indonesia akan segera meluncurkan bursa karbon pada September 2023 mendatang sekaligus pajak karbon.

“Pertamina akan mengambil dua langkah kebijakan penting mengenai kehadiran CCUS, yaitu mempercepat mitigasi emisi karbon dari sektor yang sulit dikurangi dan secara progresif mengurangi intensitas karbon listrik dengan mengurangi emisi dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara dan mempercepat penyebaran energi terbarukan sesuai dengan kondisi nasional. Kami melihat teknologi CCUS dapat memainkan peran penting mengurangi intensitas karbon di sektor energi,” kata Nicke.

Baca Juga  Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Digital di ASEAN Diproyeksi 2 Triliun Dollar AS

Berdasarkan catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), saat ini terdapat 15 proyek CCUS di Indonesia yang masih tahap studi dan persiapan. Sebagian besar ditargetkan beroperasi sebelum 2030.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *