in ,

BPS: Ekonomi Indonesia Tumbuh Konsisten di atas 5 Persen

BPS: Ekonomi Indonesia
FOTO: IST

BPS: Ekonomi Indonesia Tumbuh Konsisten di atas 5 Persen

Pajak.comJakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Ekonomi Indonesia triwulan II-2023 tumbuh sebesar 5,17 persen (yoy). Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud BPS mengungkapkan, besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku pada kuartal kedua 2023 mencapai Rp 5.226,7 triliun dan atas dasar harga konstan mencapai Rp 3.075,7 triliun.

“Di tengah perekonomian global yang diperkirakan melambat dan menurunnya harga komoditas ekspor unggulan, ekonomi Indonesia tumbuh konsisten di atas 5 persen secara year on year, yang menandakan ketahanan dan prospek ekonomi Indonesia tetap baik,” kata Edy dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (07/08).

Edy memaparkan, jenis lapangan usaha yang menjadi kontribusi terbesar dalam pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua disumbangkan dari sektor manufaktur atau industri pengolahan yakni sebesar 0,98 persen. Sementara sektor perdagangan menyumbang 0,68 persen, serta sektor transportasi dan pergudangan mencapai 0,63 persen.

Kontributor terbesar dari sisi lapangan usaha selanjutnya adalah sektor informasi dan komunikasi (infokom) sebesar 0,51 persen dan kegiatan usaha lainnya sebesar 2,37 persen.

“Jadi keempat sektor yang terbesar tadi sudah saya sampaikan manufaktur, perdagangan, kemudian transportasi, pergudangan, serta infokom—ini kalau dekomposisi menurut sektornya,” kata Edy.

Baca Juga  Jaga Ekonomi Nasional, Wamenkeu Beberkan Strategi Hadapi Konflik Timur Tengah 

Ia menambahkan bahwa secara umum pertumbuhan terjadi pada hampir semua lapangan usaha, kecuali konstruksi serta jasa keuangan dan asuransi yang masing-masing terkontraksi sebesar 1,44 persen dan 1,52 persen.

“Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 15,80 persen, serta pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 15,32 persen. Sementara itu, lapangan usaha pertambangan dan penggalian, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, dan industri pengolahan yang memiliki peran dominan juga mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 3,65 persen, 2,50 persen, dan 0,47 persen,” jelasnya.

Sementara penopang terbesar lainnya terlihat dari sisi pengeluaran yang meliputi konsumsi domestik, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), ekspor, konsumsi pemerintah, konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT), dan impor.

Edy menyebut, komponen konsumsi pemerintah merupakan penyumbang terbesar pada pertumbuhan ekonomi di triwulan dua ini, yakni mencapai 10,62 persen (yoy). Selanjutnya kontribusi kedua terbesar datang dari konsumsi LNPRT sebesar 8,62 persen (yoy), diikuti konsumsi rumah tangga 5,23 persen (yoy), dan PMTB 4,62 persen (yoy).

Baca Juga  Jokowi Resmikan Bandara Panua Pohuwato di Gorontalo

“Konsumsi akhir domestik meliputi rumah tangga, pemerintah, dan LNPRT tumbuh positif. Namun, konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang utama PDB. Konsumsi pemerintah mengalami pertumbuhan positif seiring meningkatnya realisasi belanja pemerintah, sementara PMTB tumbuh positif didorong oleh pertumbuhan barang modal bangunan; serta peralatan dan mesin,” ujarnya.

Ia pun menyatakan, berdasarkan angka tersebut, konsumsi rumah tangga terus tumbuh positif lantaran didorong oleh perayaan besar keagamaan seperti Ramadan, Idulfitri, hingga Iduladha. Booster selanjutnya adalah pemberian tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13.

“Dari sisi daya belinya ada tambahan pendapatan yaitu THR dan gaji 13 yang dibayarkan pada triwulan kedua tahun 2023. Yang kedua dorongan konsumsi rumah tangga juga tecermin dari peningkatan mobilitas masyarakat selama periode libur ini, baik keagamaan maupun libur sekolah. Jadi mobilitas masyarakat cukup tinggi selama libur di periode tersebut,” urainya.

Di sisi lain, ia menuturkan bahwa ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan II-2023 terlihat menunjukkan penguatan pada beberapa wilayah. Kelompok provinsi di Pulau Jawa masih menjadi kontributor utama ekonomi Nasional dengan peranan sebesar 57,27 persen dan mencatat laju pertumbuhan sebesar 5,18 persen (yoy) dibanding triwulan II-2022.

Pertumbuhan selanjutnya diikuti Pulau Sumatera sebesar 21,94 persen; Pulau Kalimantan sebesar 8,32 persen; Pulau Sulawesi sebesar 7,13 persen; Pulau Bali dan Nusa Tenggara sebesar 2,77 persen; serta Pulau Maluku dan Papua sebesar 2,57 persen.

Baca Juga  PropertyGuru Indonesia Property Awards 2024 Perkenalkan Kategori Baru 

Selanjutnya, Edy bilang bahwa ekonomi Indonesia triwulan II-2023 dibanding triwulan II-2022 terlihat meningkat pada semua kelompok pulau, di mana kelompok Pulau Sulawesi mencatat pertumbuhan (yoy) tertinggi sebesar 6,64 persen; diikuti Pulau Maluku dan Papua sebesar 6,35 persen; Pulau Kalimantan sebesar 5,56 persen; Pulau Jawa sebesar 5,18 persen; Pulau Sumatera sebesar 4,90 persen; dan terakhir Pulau Bali dan Nusa Tenggara tumbuh sebesar 3,01 persen.

“Jadi struktur ekonomi Indonesia secara spasial masih didominasi wilayah Pulau Jawa. Sementara itu, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh wilayah Pulau Sulawesi,” tutupnya.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *