in ,

Adhi Karya Fokus Kembangkan Proyek ESG di 2024

Adhi Karya Fokus Kembangkan Proyek ESG
FOTO: Adhi Karya

Adhi Karya Fokus Kembangkan Proyek ESG di 2024

Pajak.com, Jakarta – PT Adhi Karya (Persero) Tbk fokus kembangkan proyek di sektor Environmental, Social, and Governance (ESG) pada tahun 2024 karena diproyeksi mampu memberikan pendapatan sekitar 30 persen ke perusahaan. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi dalam Public Expose Live 2023 yang disiarkan secara daring.

“Dengan kesadaran dan tuntutan di lingkungan kedepan semakin tinggi dan kami berminat dalami di sektor itu, sehingga akan berikan dampak recurring income sekiranya 30 persen ke depannya. Bentuk-bentuk project nya sebetulnya sudah kami mulai, seperti kami sudah mengembangkan membangun fasilitas pengelolaan limbah terpadu,” ujar Entus, dikutip Pajak.com, (30/11).

Ia menyebutkan, Adhi Karya sudah mulai mengembangkan beberapa proyek pada sektor ESG, diantaranya Refuses Derived Fuel (RDF) di Bantar Gebang, Pembangkit Listrik Tenaga Mesin gas (PLTMG) di Sumbawa, dan kawasan pembibitan mangrove di Bali. Atas pengembangan ini Adhi Karya terima penghargaan kategori ‘Construction For Action; di malam penganugerahan TrenAsia ESG Excellence 2022.

Baca Juga  Jokowi dan Menlu Tiongkok Bahas 4 Isu Penting Ini

“Salah satu CAPEX (capital expenditure) ke depan, kami akan mengembangkan pengelolaan limbah di Ibu Kota Negara Nusantara (IKN). Tujuh proyek di IKN senilai Rp 2,9 triliun, meliputi hunian pekerja konstruksi, tol IKN seksi 3A Karang Joang-KKT (Kaltim Kariangau Terminal) Kariangau, fender Jembatan Pulau Balang dan duplikasi Jembatan Pulau Balang. Ada juga rumah tapak kedinasan untuk jabatan menteri, prasarana intake dan jaringan pipa transmisi sepaku, serta land development Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) zona 1B,” urai Entus.

Ia juga menyebut, Adhi Karya telah memperoleh kontrak baru sebesar Rp 30,3 triliun hingga Oktober 2023, nilai ini tumbuh sebesar 58 persen dibanding setahun sebelumnya yang sebesar Rp 19,1 triliun. Nilai tersebut telah melampaui target sebesar Rp 27 triliun.

Baca Juga  Apa itu STNK: Definisi, Istilah, Hingga Syarat Pengurusan

“Kontribusi per lini bisnis perolehan kontrak baru hingga Oktober 2023 didominasi oleh lini engineering and construction sebesar 92 persen, manufaktur sebesar 3 persen, dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya. Berdasarkan sumber pembiayaannya sebesar 27 persen pemerintah, 27 persen BUMN/BUMD (Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah), 13 persen luar negeri, serta swasta dan lainnya 33 persen,” urai Entus.

Sebagai informasi, hingga akhir kuartal III-2023, Adhi Karya mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 23,53 miliar. Sementara, pendapatan perusahaan sebesar Rp 11,44 triliun. Capaian ini membuat laba bersih Adhi Karya naik 11,94 persen dari laba bersih pada kuartal III-2022 yang senilai Rp 21,02 miliar.

Baca Juga  Menkominfo: IDTH Depok untuk Kemajuan Digital Indonesia dan Asia Tenggara

Adapun Adhi Karya adalah sebuah BUMN Indonesia yang bergerak di bidang konstruksi. Selain kantor pusat di DKI Jakarta, perusahaan ini juga memiliki enam divisi yang berkantor di Medan, Palembang, Jakarta, Surabaya, Balikpapan, dan Makassar.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *